Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Betawi, dari Arti Nama hingga Sistem Kemasyarakatan

5 April 2021   08:59 Diperbarui: 5 April 2021   11:56 3645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Soedjono, manusia selalu hidup dalam kelompok-kelompok pergaulan baik secara peguyuban mau pun patembayan. Dalam kelompok pergaulan itu manusia hidup dalam suatu struktur sosial tertentu, di mana terdapat jalinan interaksi, interelasi dan komunikasi sosial antar individu.

Hubungan sosial di dalam masyarakat berkaitan erat dengan norma-norma, pola-pola kebudayaan dan kaidah-kaidah suatu masyarakat, yang disebut "sistem sosial". Suatu struktur sosial dan sistem sosial menunjukkan wajah suatu masyarakat dalam mewujudkan tujuan bersama.

Dalam usaha mencapai tujuan bersama itu akan terjadi perubahan-perubahan dalam sistem masyarakat yang disebut dinamika sosial.

sumber gambar: kompas.com
sumber gambar: kompas.com
Dalam sistem masyarakat terdapat pelapisan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Dalam masyarakat Betawi pada masa lalu ada beberapa tokoh masyarakat dengan kedudukan dan jabatan tertentu, seperti pencalang (yang menguasai suatu wilayah).

Mandor/bek (yang menguasai suatu lingkungan tertentu), merinyu (membantu mandor dalam menjalankan tugas sehari-hari), juragan (sesorang yang memiliki banyak harta benda yang disewakan kepada masyarakat), kemetir (orang yang bertugas memungut pajak atas pohon-pohon yang ditebang).

Selain itu ada juga potiah, amil (yang bertugas dalam bidang keagamaan, terutama yang berkaitan dengan perkawinan dan kematian), upas (pemimpin masyarakat dalam bidang keamanan); disertai dengan atribut-atributnya yang melambangkan kekuasaan mereka.

Mereka merupakan lapisan pegawai pemerintahan penjajahan Belanda, yang dianggap sebagai lapisan atas dalam masyarakat. Mereka inilah yang mengatur dan memerintah rakyat jelata yang berada di bawah kekuasaan mereka.

Pada masa kini sistem pelapisan sosial seperti tersebut di atas sudah mengalami pergeseran nilai. Pemerintah telah menetapkan bahwa lurah merupakan pemimpin masyarakat dalam suatu desa.

Lurah membawahi beberapa orang seperti ketua RT (Rukun Tetangga) dan ketua RW (Rukun Warga). Mereka merupakan bagian dari masyarakat, karena mereka dipilih oleh dan dari masyarakat. Dengan demikian mereka diharapkan dapat menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

Sementara itu, selain berkaitan dengan struktur pemerintahan, pelapisan sosial orang Betawi itu sendiri lebih berdasarkan pada senioritas umur, artinya orang muda menghormati orang yang lebih tua.

Hal ini dapat diamati dalam keseharian hidup orang Betawi. Misalnya ketika seorang anak muda berjumpa dengan orang tua atau orang yang lebih tua, ia harus mencium tangan orang yang dianggap tua itu. Pada hari-hari raya seperti Lebaran, orang yang didahulukan adalah orang tua atau orang yang dituakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun