Tujuan bersama untuk mewujudkan kesejahteraan umum tidak tercapai bahkan perhatian dalam dunia pendidikan hanyalah angan-angan belaka. Masyarakat tetap hidup di bawah garis kemiskinan dan kebodohan. Ada banyak orang yang masih hidup terisolasi di daerah-daerah terpencil. Para elit politik kerapkali hanya berkampanye dengan suatu tawaran-tawaran yang luar biasa, tapi nihil dalam kenyataan. Padahal apa yang diusahakan hanyalah untuk kepentingan golongan atau individu tertentu.
Keterlibatan dalam kegiatan politik menuntut suatu keberanian untuk mengorbankan diri demi bangsa dan negara. Maka segala kepentingan bersama harus lebih diutamakan. Setiap pejabat pemerintah diharapkan dapat bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab.Â
Keluarga sebagai bagian dalam suatu negara atau masyarakat kadang-kadang menderita karena ketidakadilan dan ketidakjujuran para pejabat pemerintah. Maka tidak mengherankan masalah pendidikan menjadi suatu masalah yang sangat penting dan mendesak yang harus diperhatikan dengan baik.
Orangtua tidak bisa memperhatikan pendidikan dengan baik sebab ada kendala dalam sistem pemerintahan. Politik dalam negara kita adalah politik "kotor" maka banyak warga masyarakat yang menjadi korban. Bahkan ada orangtua yang terlalu sibuk dengan masalah politik sehingga kehidupan keluarga terutama pendidikan anak tidak mendapat perhatian khusus maka keluarga menjadi korban politiknya. Sangat ironis apabila hal ini menimpa negara atau keluarga kita, tapi memang itulah kenyataannya.
Bertolak dari kenyataan ini maka peran orang tua dalam keluarga merupakan sebuah peran yang sangan esensial. Orang tua bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kehidupan anak-anaknya termasuk pendidikan.Â
Maka sebenarnya orang tua harus berbangga sebab peran tersebut tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini tak dapat disangkal bahwa semua orang mengakui orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak-anak. Karena itu selayaknya orang tua mengusahakannya secara efisien demi masa depan anak-anak sebagai generasi muda yang berkualitas.