Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harus Memilih Antara Pendidikan Anak atau Politik

16 Oktober 2020   10:42 Diperbarui: 10 Januari 2021   14:03 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Bpk. Dionesius. Foto: Proses belajar mengajar di SMP PGRI 02 Tapang Semadak, Kec. Sekadau Hilir, sebelum masa pandemi.

Setiap orang tidak dapat menyangkal bahwa manusia merupakan homo homini socius dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup seorang diri. Manusia tidak dapat mengenal dan menemukan dirinya tanpa orang lain. Melalui keberadaan sesamanya manusia dapat mengenal dan mengerti siapa dirinya dalam hubungan dengan sesama dan alam.

Manusia memerlukan kehadirian orang lain di dalam kemajuan dan pengembangan dirinya. Pengembangan hidup manusia sebagai manusia seutuhnya tentu saja dibutuhkan ketika dia hadir bersama dengan yang lain. Kehadiran bersama yang lain dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi dirinya di dalam relasi dan memahami hidup serta kepribadiannya. Dalam komunikasi bersama yang lain itu manusia mendapatkan juga informasi baru seputar dunia dan semesta yang berhubungan dengan hidupnya.

Sosialitas di dalam pembentukan diri seorang manusia sangat penting dan berarti. Hal ini mau menegaskan akan pentingnya orang lain dalam perkembangan dan kemajuan hidup seorang pribadi. Seorang manusia mustahil dapat hidup dengan menutup diri dari masyarakat di sekelilingnya. 

Setiap orang sebagai individu membutuhkan bantuan orang lain sebagai sesama anggota dalam suatu masyarakat karena dapat membantu dalam usaha mencari, membentuk dan menemukan identitas dirinya. Maka pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan seorang manusia, justru menjadi nyata ketika hidup, berelasi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Dalam sebuah keluarga sosialitas jelas ada dan sungguh nyata, sebab anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya selalu bersosialisasi. Seorang suami akan selalu berelasi dengan istri dan anak-anaknya. Seorang istri akan selalu berkomunikasi dan berelasi dengan suami dan anak-anaknya. 

Demikian juga anak-anak akan selalu berelasi dan berkomunikasi dengan orangtuanya, artinya adanya hubungan timbal balik dari taip-tiap anggota keluarga. Maka sebuah keluarga akan menjadi keluarga yang harmonis dan tercipta suasana yang kondusif. Keluarga yang harmonis karena ada suatu komunikasi dan keterbukan satu sama lain. Di sinilah peran orangtua sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.

Dengan mengatakan pendidik pertama maksudnya bahwa orang pertama yang bertugas untuk mendidik adalah orangtua. Namun pengertian pertama di sini bukan dalam arti kuantitatif melainkan kualitatif sehingga orangtua disebut sebagai pendidik pertama dan terutama. Dalam hal ini orang tua juga sebagai pendidik pertama dalam kehidupan keluarga karena keluarga merupakan tempat pertama pembentukan karakter anak. Meskipun sekolah juga salah satu lembaga pendidikan, orangtua memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan anak-anak.

Selain berfungsi sebagai lembaga pertama tempat sang anak menjalani apa yang disebut sosialisasi, keluarga juga merupakan sebuah tempat anak-anak menerima pendidikan nilai. Di dalam keluarga anak-anak belajar dari cara orangtua bertindak dan berbicara. Melalui contoh pola hidup anka-anak bisa meneladani orang tua. Orang tua memberi contoh dan menjadi contoh sehingga anak-anak akan mencontohi apa yang diterpkan oleh orang tua.

Orangtualah yang memegang peranan utama dalam pendidikan. Orang tua menjadi pendidik pertama dan terutama bagi anak-anak dalam bersosialisasi mulai dari keluarga sebagai tempat pertama. Mereka mempunyai hak asli, pertama dan yang tidak dapat digantikan oleh orang lain yakni hak untuk mendidik anak-anak. 

Sebagai pendidik pertama maka selayaknya orangtua memberikan dasar-dasar yang kuat bagi kemajuan dan perkembangan diri anak-anak. Peran orangtua sebagai pendidik pertama akan runtuh ketika mereka terlibat dalam dunia politik. Memang tidak semua orang tua demikian tapi hal ini perlu diwaspadai.

Hidup dan terlibat dalam dunia politik kadang-kadang mendorong orang untuk mengejar kekayaan dengan cara yang tidak halal misalnya, korupsi. Dalam dunia politik masalah kebenaran dan keadilan hanyalah sebuah slogan. Karena itu visi dan misi suatu negara tidak bisa dijalankan dengan baik sehingga masyarakatlah yang akan menerima konsekuensinya. 

Tujuan bersama untuk mewujudkan kesejahteraan umum tidak tercapai bahkan perhatian dalam dunia pendidikan hanyalah angan-angan belaka. Masyarakat tetap hidup di bawah garis kemiskinan dan kebodohan. Ada banyak orang yang masih hidup terisolasi di daerah-daerah terpencil. Para elit politik kerapkali hanya berkampanye dengan suatu tawaran-tawaran yang luar biasa, tapi nihil dalam kenyataan. Padahal apa yang diusahakan hanyalah untuk kepentingan golongan atau individu tertentu.

Keterlibatan dalam kegiatan politik menuntut suatu keberanian untuk mengorbankan diri demi bangsa dan negara. Maka segala kepentingan bersama harus lebih diutamakan. Setiap pejabat pemerintah diharapkan dapat bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab. 

Keluarga sebagai bagian dalam suatu negara atau masyarakat kadang-kadang menderita karena ketidakadilan dan ketidakjujuran para pejabat pemerintah. Maka tidak mengherankan masalah pendidikan menjadi suatu masalah yang sangat penting dan mendesak yang harus diperhatikan dengan baik.

Orangtua tidak bisa memperhatikan pendidikan dengan baik sebab ada kendala dalam sistem pemerintahan. Politik dalam negara kita adalah politik "kotor" maka banyak warga masyarakat yang menjadi korban. Bahkan ada orangtua yang terlalu sibuk dengan masalah politik sehingga kehidupan keluarga terutama pendidikan anak tidak mendapat perhatian khusus maka keluarga menjadi korban politiknya. Sangat ironis apabila hal ini menimpa negara atau keluarga kita, tapi memang itulah kenyataannya.

Bertolak dari kenyataan ini maka peran orang tua dalam keluarga merupakan sebuah peran yang sangan esensial. Orang tua bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kehidupan anak-anaknya termasuk pendidikan. 

Maka sebenarnya orang tua harus berbangga sebab peran tersebut tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini tak dapat disangkal bahwa semua orang mengakui orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak-anak. Karena itu selayaknya orang tua mengusahakannya secara efisien demi masa depan anak-anak sebagai generasi muda yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun