Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka itu Kritis atau Nyinyir

18 Agustus 2018   10:28 Diperbarui: 18 Agustus 2018   10:56 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umur negeri ini Merdeka boleh tua, 73 tahun tapi bagaimana dengan sikap dan prilaku masyarakatnya? Tua kah atau Muda? Hopeless atau Optimis? Bersemangat, enerjik atau putus asa? Selalu berpikir positif atau Negatif?

Negeri ini dimerdekakan oleh para pejuang kita dengan rasa optimis dan semangat patriotisme yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki kesetaraan derajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Sederajat. Maka kalau negara lain maju ekonominya kita pun sama, harus maju ekonominya. Negara lain punya SDM dengan keahlian tinggi, kita pun harus punya skill yang mumpuni di segala bidang. Begitu juga dengan media informasi kita, sangat cepat pertumbuhannya, kreatif, dinamis, dan terbuka.

Namun keterbukaan ini yang perlu kita perhatikan. Apakah dengan merasa merdeka, jauh dari zaman penjajahan lalu kita bisa, boleh menjajah sesama anak bangsa. Kritis dan koreksi itu penting, tetapi permasalahan makna kemerdekaan itu diartikan dengan bebas ngomong apa saja, kritik tanpa solusi, mengomentari apa saja yang tidak penting, itu namanya Nyinyir.

Kehadiran BPJS

Sejatinya kehadiran BPJS adalah dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pemerintah dalam hal ini bukan pemerintah sekarang ya - jadi jangan selalu menghubung-hubungkan segala kejelekan dengan Jokowi sebagai pribadi atau pun bagian dari partai tertentu - bersama dengan DPR telah merumuskan SJSN itu untuk jangka panjang. Jadi siapa pun Presidennya, Menterinya sekarang atau pun nanti dia harus menjalankan hal-hal yang telah diundangkan.

Kehadiran BPJS seperti yang kita lihat saat ini terkesan carut marut. Sebenarnya tidak demikian. Ide awal dari Jaminan Sosial ini adalah bagaimana Pemerintah menjamin masyarakatnya dari sisi Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Apa hak-hak dasar yang harus dimiliki oleh masyarakat. Diatur lah ketentuannya. Coba kita bayangkan dulu bagaimana orang miskin, golongan tidak mampu kalau sakit, langsung mati. 

Mereka hanya berobat dengan obat warung. Tetapi sekarang, dengan BPJS? Mereka bisa merasakan pengobatan layanan kesehatan. Biayanya? ya ditanggung bersama. Sebagian dari masyarakat dan sebagian lagi dari Pemerintah. 

Adapun muncul kekisruhan ya gak lebih dari pelaksanaan di lapangan. Ada oknum-oknum perawat, bidan, dokter, puskesmas, petugas administrasi, departemen keuangan sebagai pihak yang mencairkan anggaran, melakukan hal-hal diluar ketentuan. Mereka membeda-bedakan pasien. 

Padahal tidak ada hubungan antara gaji yang mereka terima dengan BPJS. Hubungannya adalah apa-apa saja biaya yang telah dikeluarkan layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, pasien dengan BPJS, yang dibayarkan oleh Kementerian Keuangan. 

Tentu saja, dengan adanya BPJS tingkat layanan kesehatan menjadi meningkat, lha wong yang biasanya sakit, diem saja, tak dilayani, sekarang bisa ke puskesmas, ke rumah sakit, ketemu dokter, otomatis perawat dan dokter menjadi kerja ekstra, yang biasanya melayani 1-2 orang sekarang jadi 10-20 orang. Over load. Ya wajar mereka membeda-bedakan pasien. 

Namun sebenarnya kalau mereka paham mereka tidak seharusnya berlaku demikian. Sehingga tidak berkembang berita miring tentang program pemerintah ini. Betapa banyak masyarakat yang telah menikmati layanan kesehatan ini.

Saya sendiri tidak terlalu mengikuti perkembangan dan belum pernah menggunakan BPJS, cuma yang saya tahu sangat dinamis perkembangannya. Awalnya mendaftar bisa sendiri, berkembang menjadi harus 1 KK (1 keluarga dalam Kartu Keluarga harus daftar), kemudian kalau tidak bayar ketika mau dipakai semua tunggakan berapa bulan yang belum dibayar harus dibayar baru bisa dipakai, kemudian muncul aturan penyakit apa saja yang tidak dilayani. Semua pastilah ada plus minusnya.

Jadi kalau kita paham latar belakang dan maksud serta apa yang terjadi di lapangan sebenarnya kita tidak bisa nyinyir, yang ada kita memberi masukan atas kekurangan selama ini untuk perbaikan ke depannya.

Euforia Transportasi Online

Siapa yang sering menggunakan Gojek, Grab, ngacung? Yah mungkin semua dari pembaca pasti pernah menggunakan layanan tersebut bahkan menjadi pengguna setianya. Ingatkah kita waktu awal-awal kehadiran mereka? Ya betul sekali, ada demo sopir angkot, perkelahian dengan opang alias ojek pangkalan, berantem dengan taksi reguler dan sebagainya. 

Tapi saya tidak melihatnya demikian. Saat itu saya tanya apakah kita mengkategorikan mereka sebagai Transportasi? Lalu nanti ketika mereka berkembang dengan layanan pijat online, salon online, kirim barang, belanja dan layanan antar makanan online dsb apakah tukang pijat, tukang salon, pembantu akan demo turun ke jalan? Hellooowww.. 

Mereka hanya layanan aplikasi yang menjawab kebutuhan masyarakat milenial. Serba cepat, dinamis dan males berlama-lama. Kebetulan awalnya mereka menyasar ke transportasi, bersinggungan lah dengan angkot, opang dan taksi. Karena dirasa layanan transportasi yang ada tidak memuaskan, mereka hadir dengan memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan. 

Lha namanya orang promo, ya banyak diskonnya, namanya juga meraih hati pelanggan. Lalu yang merasa diserobot lahannya merasa mata pencahariannya hilang. Kalau begitu anda harus memberikan layanan yang sama dong dengan yang online. Murah, tidak menurunkan penumpang sembarangan, tidak ngetem, tidak ugal-ugalan dan meningkatkan layanan lainnya.

Tetapi sekarang? Masa-masa indah itu telah berakhir sayang, bulan madu telah usai. Lihat tarif mereka sekarang. Ya normal kembali. Tetapi banyak yang telah diuntungkan. 

Banyak sopir taksi reguler beralih ke sopir taksi online, begitu juga dengan tukang ojek. Ada yang awalnya punya 1 motor, mobil, lalu cicilannya lunas, beli lagi 1 lagi untuk di gojek, grab kan. Dinamis sekali. Cuma ya itu kita tidak harus Nyinyir melihat dinamika yang ada. Lihat sisi baiknya dulu, kritisi kelemahannya, semoga programnya menjadi lebih melayani lagi ke depannya.

Riuhnya Media Sosial

Nah kalau yang satu ini, udah deh ga usah diomongin lagi deh mulai dari yang baru lahir sampe aki-aki nini-nini pasti asik dengan medsos, media sosial. Kehadirannya sangat melengkapi kehidupan kita. 

Terserah anda menilainya baik atau buruk. Karena mulai dari tutorial hijab, bikin ikan asap sampai merakit bom ada disana. Mulai dari membahas rumus matematika sampai strategi terorisme juga ada disana. Dari berbaju lengkap sampai tidak berbaju juga ada. Lagi lagi balik ke diri kita masing-masing, kritiskah kita atau terlalu nyinyir.

Siapa pembaca disini yang follow, temenan sama selebgram dunia, dari Thailand, Amerika, Jepang, Korea, Spanyol dan negara lainnya. Apa perbedaan yang Anda lihat. Kalau saya melihatnya medsos kita, apakah itu fb, ig, terlalu nyampah, ntah itu kreatif atau bukan menurut saya cuma nyampah. Marketing online sangat dimanfaatkan sekali di negeri ini. Ketika lihat foto seorang artis yang sedang berada di luar negeri, komen-komen followernya penuh dengan dagangan hehe. 

Ini si artis kok jadi pasar begini ya ig nya, kasian sekali, belon lagi hujatan yang dilayangkan, pertempuran ocehan antara yang ngefans dan haters. Tetapi ketika saya lihat di instagram selebgram asing, isinya like, suka, pujian, obrolan ringan dan ga ada sampahnya. 

Ada beberapa seleb asing yang terkenal disini, seperti artis turki, korea, india yang filmnya diputar disini, juga terkena imbasnya, follower indonesianya komentar persis seperti lapak disini. Terima kasih dokter anu, anu saya jadi besar, sexy. Kulit saya jadi mulus, apa saja dijual hehe. Emanglah kreatif banget apa lebay, terserah anda.

Kita sudah 73 tahun lepas landas dari penjajahan, semoga kemerdekaan ini lebih mendewasakan sikap dan prilaku kita. Apakah profesinya guru, dosen, ibu rumah tangga, karyawan, anggota ormas, anggota dewan bahkan menteri harus dewasa cara berpikirnya. Tidak semua kondisi, keadaan, program, perubahan, pembangunan harus dikomentari, atau komentar miring tanpa tahu sebab musababnya asal muasalnya.

Nyinyir itu diawali dari celetukan-celetukan ringan, berakhir dengan bully. Disikapi dengan biasa berakhir dengan kebiasaan.

Kita tidak lagi kritis karena tidak mampu memberikan alasan logis dengan dasar latar belakang. Nyinyir kita cenderung fitnah. Monolog Butet pernah berkata Matinya Toekang Kritik ketika Pemerintah Antikritik. Sebenarnya kritik itu tidak akan pernah hilang sejauh mengkritik dengan data dan fakta yang sama. Kritik menjadi nyinyir ketika bicara tanpa dasar, sama dengan mengigau, meracau. Gak jelas. 

Kita bisa adu argumen ketika yang kita kritik dengan yang dikritik bicara dari sudut pandang yang sama. Karena kalau anda protes artis dadanya terbuka saat berenang di tepi pantai maka anda yang akan ditertawakan orang karena menggunakan sudut pandang anda sendiri menyuruhnya pakai gamis saat di pantai hehe

Merdeka

180818

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun