Mohon tunggu...
DIRAN MURTADHO
DIRAN MURTADHO Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kesulitan yang Membutuhkan Ketenangan Kala Senja "Huntan" Berganti Malam

17 November 2018   09:59 Diperbarui: 17 November 2018   10:27 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tidak dirasakan waktu menunjukkan 17.00 aku dan rombongan mengalami suatu masalah saat hendak mau menuju pulang kepenginappan lagi, mobil kami mogok di seperempat tempat huntan konservasi, mobil kami mogok di karenakan bocornya air radiator ahirnya kami pun menepi. lalau aku menghampiri teman ku yang sekaligus supir rombongan ku ini.

"her kenapa dengan mlobilnya" ujar ku

"wah ini kayanya air radiatornya mengalami kebocoran" dia terlihat panik. aku pun menjawabnya

"oh iya coba di chek dahulu, aku mau memberitahu, rombongan, dan kasih tahu aku paling dapat berapa menit untuk membereskan kerusakkan itu ya her?" sambil senyum melihat her.

"iya,  entar ya aku lihat dahulu". aku pun bergegas menemui rombongan yang sudah kelelahan ditemani sorot matahari yang begitu romantisnya menyinari kami melalui jendela-jendela kaca mobil yang indah. 

"saudara saudara mohon tunggu sebentarnya karena mobilnya sedang di beriksa apa yang menjadi masalah". selapas memeberitahu rombongan aku bergegas keluar menghampiri her yang sedang memeriksa kerusakkan mobil, aku hampiri dia.

"her apa yang menjadi kedala mobil ini" aku melihat dia begitu lesuh, dugaan ku dia takut mengecewakan rombongan ku

" haduh ini mobilnya bener-bener rusak, radiatornya bocor". Her terlihat kebingungan, aku pun menanyainya.

"ada apa saja peralattan di dalam mobil? apa bisa diperbaiki? paling berapa lama?"

"ini aku menepi untuk mendingankan radiatornya terlebih dahulu, yang membuat ku kebingungan adalah perlatan buat ngebenerin radiatornya gak ada, kalau ada perlattan pun akan memakan waktu yang begitu lama" aku pun bingung namun tidak aku tunjukkan pada her agar dia tidak panik berlebihan dan bisa memikirkan solusinya.

Setelah aku tau permasalahannya seperti itu aku menghampiri lagi rombongan yang juga mulai ikut panik, aku pun berujar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun