Tapi anak laki-laki itu pergi untuk waktu yang lama... Membuat pohon kembali sedih. Hingga kemudian suatu hari anak laki-laki itu datang lagi. Pohon sangat gembira seraya berkata,
"Ayo, Nak, panjatlah aku, berayunlah di cabang-cabangku dan berbahagialah."
"Aku terlalu sibuk untuk memanjat pohon," kata anak itu. "Aku ingin sebuah rumah untuk membuatku tetap hangat," ujar anak lelaki itu. "Aku ingin seorang istri dan aku ingin anak-anak, jadi aku butuh rumah. Bisakah kamu memberiku rumah?"
"Aku tidak punya rumah," kata pohon itu, "Hutan adalah rumahku, tetapi Kamu boleh memotong dahan-dahanku dan membangun rumah. Dan kamu akan bahagia."
Maka anak laki-laki itu pun memotong cabang-cabangnya dan membawa pergi untuk membangun rumah. Dan pohon pun merasa senang.
Tapi anak laki-laki itu kembali pergi untuk waktu yang lama. Hingga ketika dia kembali, pohon itu sangat bahagia sampai dia hampir tidak bisa berbicara.
"Ayo, Nak," bisiknya, "datang dan bermainlah."
"Aku terlalu tua dan sedih untuk bermain," kata anak itu. "Aku ingin perahu yang akan membawaku jauh dari sini. Bisakah kamu memberi saya perahu?"
"Tebanglah batang pohonku dan buatlah perahu," kata pohon itu. "Dengan begitu kamu bisa berlayar ... dan bahagia."
Maka anak laki-laki itu pun memotong batang pohon dan membuat perahu dan berlayar. Dan pohon merasa senang... tapi entahlah, entah pohon itu benar-benar merasa begitu..
Dan setelah sekian lama anak lelaki itu kembali lagi.