"Maaf, Nak" kata pohon itu, "tapi aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan padamu-
" Apelku, semua tidak ada lagi."
"Gigiku terlalu lemah untuk makan apel," kata anak laki-laki itu.
"Dahan-dahanku sudah tidak ada," kata pohon itu, "kamu tidak bisa lagi berayun-ayun."
"Aku terlalu tua untuk berayun di dahan," ucap anak itu..
"Batangku sudah tidak ada," kata pohon, "kamu tidak bisa lagi memanjat."
"Saya terlalu lelah untuk memanjat," kata anak itu.
"Maafkan aku," desah pohon. "Aku berharap bisa memberimu sesuatu, tapi aku tidak punya apa-apa lagi. Kini aku hanya sebuah tunggul tua. Maafkan aku."
"Aku tidak membutuhkan banyak hal sekarang," kata anak itu, "hanya tempat yang cukup untuk duduk dan beristirahat. Aku sangat lelah."
"Yah," kata pohon itu, menegakkan batangnya semampu yang dia bisa, "yah, tunggul tua bagus untuk duduk dan beristirahat. Ayo, Nak, duduk. Duduk dan istirahatlah."
Dan anak itu pun duduk untuk beristirahat. Dan pohon merasa senang.