Cerita di atas berkisah tentang sebuah pohon dan seorang anak lelaki. Di sini, hubungan mereka memiliki serangkaian transformasi. Yaitu proses perubahan hubungan antara pohon dan seorang anak laki-laki pada berbagai tahap kehidupannya.
Pada awalnya, anak laki-laki menggunakan pohon sebagai sumber kesenangannya, dengan cara yang tidak merusak pohon tentu saja. Tersirat bahwa anak laki-laki itu menghormati pohon. Namun dalam tahap-tahap berikutnya -yaitu, sebagai seorang pemuda, dewasa muda, dan dewasa- hubungan anak lelaki itu semakin merusak. Saat ia pertama-tama mengambil buah apelnya untuk dijual, kemudian menebang cabang-cabang pohon, dan akhirnya mengambil batang pohonnya. Kemudian ketika anak lelaki itu kembali sebagai orang tua, dia mengambil hubungan yang kurang invasif dengan apa yang tersisa dari pohon -batangnya- dan hanya duduk di atasnya untuk beristirahat.
Tidak berlebihan untuk menganggap The Giving Tree sebagai perumpamaan tentang berbagai jenis hubungan yang manusia dapat miliki dengan alam, dan kemudian menggunakannya untuk memulai diskusi dengan anak-anak tentang bagaimana manusia harus memperlakukan alam.