Mohon tunggu...
Dio Rizky
Dio Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Pamer Harta di Media Sosial?

15 Maret 2023   11:44 Diperbarui: 15 Maret 2023   11:46 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tim Douglas : https://www.pexels.com/photo/happy-woman-jumping-with-shopping-bags-6567607/

 

Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang di era digital saat ini. Melalui media sosial, orang dapat berbagi informasi, opini, hobi, dan berbagai hal lainnya dengan teman-teman atau publik. Namun, tidak jarang juga ada orang yang memanfaatkan media sosial untuk memamerkan harta kekayaan mereka dengan gaya hidup mewah dan hedonis.

Fenomena pamer harta di media sosial bukanlah hal baru. Sejak dulu, selalu ada orang yang suka menunjukkan kemampuan finansial mereka dengan cara-cara yang berlebihan atau tidak pantas. Misalnya, dengan mengendarai mobil mewah, mengenakan perhiasan berlian, menginap di hotel bintang lima, atau berlibur ke tempat-tempat eksotis.

Namun, dengan adanya media sosial, pamer harta menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan. Orang hanya perlu mengunggah foto atau video yang menampilkan harta mereka di akun media sosial mereka. Dengan begitu, mereka dapat menarik perhatian dan mendapatkan reaksi dari pengikut atau pengguna lainnya.

Pertanyaannya, apa alasan di balik perilaku pamer harta ini? Apakah ada manfaatnya bagi orang yang melakukannya?

Dikutip dari kompas.com Menurut Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti1, ada beberapa alasan psikologis mengapa orang melakukan pamer harta di media sosial. Salah satunya adalah untuk mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain.

"Orang yang pamer harta biasanya memiliki rasa rendah diri atau kurang percaya diri terhadap dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa nilai diri mereka ditentukan oleh apa yang mereka miliki atau lakukan. Oleh karena itu, mereka ingin mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain bahwa mereka berhasil atau layak dihargai," ujar Hening.

Selain itu, alasan lainnya adalah untuk menunjukkan status sosial atau kekuasaan kepada orang lain. Orang yang pamer harta ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki posisi atau kedudukan yang lebih tinggi daripada orang lain. Mereka ingin membuat orang lain iri atau kagum terhadap diri mereka.

"Orang yang pamer harta juga bisa jadi memiliki motif untuk menunjukkan status sosial atau kekuasaan kepada orang lain. Mereka ingin membedakan diri dari kelompok mayoritas atau rata-rata dengan cara-cara yang mencolok atau ekstrim. Mereka ingin membuat orang lain merasa rendah atau takut terhadap diri mereka," kata Hening.

Meskipun banyak dikritik oleh masyarakat luas sebagai perilaku yang tidak etis atau tidak sopan santun, pamer harta ternyata juga memiliki manfaat bagi pelakunya secara psikologis maupun ekonomis.

Secara psikologis, pamer harta dapat memberikan rasa puas dan bahagia bagi pelakunya karena merasa berhasil mencapai sesuatu yang diinginkannya1. Selain itu, pamer harta juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri pelakunya karena merasa dihargai dan disukai oleh banyak orang.

Secara ekonomis, pamer harta dapat memberikan peluang bisnis bagi pelakunya jika ia merupakan seorang selebritas atau selebgram. Dengan memperlihatkan gaya hidup mewah dan hedonis, pelaku dapat menarik minat para penggemarnya.

Meskipun pamer harta dapat memberikan manfaat bagi pelakunya, perilaku ini juga memiliki dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa dampak negatid yang dapat ditimbulkan oleh pamer harta di media sosial: 

1. Mengundang pencurian: Pamer harta dapat menarik perhatian pencuri atau orang-orang yang berniat jahat untuk merampok. Hal ini dapat membahayakan keselamatan diri dan keluarga.

2. Meningkatkan rasa iri dan dengki: Pamer harta dapat membuat orang lain merasa iri atau dengki. Hal ini dapat menimbulkan perasaan negatif dan membuat hubungan sosial menjadi tidak sehat.

3. Merusak hubungan sosial: Pamer harta dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau canggung di sekitar kita. Hal ini dapat merusak hubungan sosial dan membuat orang-orang menjauhi kita.

4. Meningkatkan tekanan sosial: Pamer harta dapat menimbulkan tekanan sosial pada orang lain untuk mempertahankan citra yang baik atau untuk mengejar gaya hidup yang sama. Hal ini dapat memicu perilaku konsumtif yang tidak sehat.

5. Menyebabkan kecanduan status: Pamer harta dapat membuat orang mengalami kecanduan status atau kesan bahwa mereka harus selalu memiliki barang-barang mewah atau mahal untuk mempertahankan citra mereka.

6. Menyebabkan ketidakpuasan: Pamer harta dapat menyebabkan orang merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan selalu merasa perlu untuk memiliki lebih banyak barang mewah atau mahal.

Jika seseorang terus menerus memamerkan kekayaannya, hal itu bisa membuat orang merasa tidak nyaman dan canggung di sekitarnya. Selain itu, perilaku ini juga bisa memicu keinginan konsumtif yang tidak sehat dan membuat seseorang selalu merasa perlu untuk memiliki barang-barang mewah.

Pamer harta di media sosial adalah fenomena psikologis sosial yang memiliki alasan-alasan tertentu bagi pelakunya, namun juga memiliki dampak-dampak negatif bagi individu dan masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya kita bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak terjebak dalam perilaku pamer harta yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun