Mohon tunggu...
Dindin Mujahidin
Dindin Mujahidin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pkl dan pemerhati lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyusuri Jejak Infrastruktur Karya Anak Bangsa: Nangkring Bareng Puskom Kemen PU

1 Mei 2014   19:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sia-sia rasanya bisa hadir di Acara Nangkring Bareng Puskom Kemen PU, meskipun untuk bisa duduk bersama para kompasianer lainnya di Gedung Heritage, salah satu gedung yang berada di area Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada hari Selasa 29 April kemarin ini, saya harus berjuang terlebih dahulu menaklukkan jalan-jalan yang bergelombang dan berlubang, utamanya di ruas Jalan Pantura, dari mulai Losarang Indramayu hingga Sukamandi Subang. Kondisi tersebut sudah banyak diperbaiki begitu saya pulang pada keesokan harinya.

Mungkin karena pikiran yang masih ikut-ikutan zig-zag akibat banyak menghindari jalan berlubang, makanya saya keliru menyebut nama Pak Danis hingga saya gagal menjawab pertanyaan kuis yang diberikan oleh Mas Farhas selaku hostiacara. Karenanya saya sampaikan permohonan maaf kepada Bapak Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.ENG. SC., Kepala Pusat Komunikasi Publik kemen PU atas kekeliruan penyebutan namanya.

Meskipun begitu, semuanya terbayar lunas manakala Bapak Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Sekretaris Jenderal Kementrian PU sebagai pembicara utama didampingi Bapak Danis H. Sumadilaga dan Ir. Taufik Widjoyono mulai memberikan sambutan yang dilanjutkan dengan pemaparan tentang kiprah PU dari semenjak zaman penjajahan Belanda dengan nama Burgerlijke Openbare Werken, tahun 1919 yang kemudian berubah menjadi Departement Van Verkeen en Waterstaat pada tahun 1924 hingga kiprah 10 tahun terkini Kementerian PU di bawah kepemimpinan Bapak Ir. Djoko Kirmanto selama rentang waktu 2004 – 2014, seperti pembangunan Jalan Tol Cipularang, Tol Bali Mandara, Lingkar Nagreg dan Gentong, Jembatan Layang Kelok 9 Sumatera Barat yang semuanya merupakan hasil karya anak bangsa.

Acara yang dipandu oleh Mas Iskandar Zulkarnaen sebagai moderator ini kemudian berjalan lebih menarik lagi ketika dibuka sesi tanya jawab. Banyak hal baru dan menarik yang menambah wawasan ketika para kompasianer mengajukan pertanyaan tentang ke-PU-an. Semua pertanyaan dari kompasianer tersebut dijawab oleh kedua pembicara utama dan juga ditambahkan oleh Bapak Ir. Taufik Widjoyono, MSC., staff ahli Menteri PU, dan Bapak Ir. Waskito Pandu, MSC, Kapuskom sebelumnya, dan Bapak Ir. Guratno yang juga turut hadir.

Pada sesi pertama, hampir seluruh pertanyaan berkaitan dengan jalan, utamanya mengenai jalan lintas Sumatera dan Sulawesi. Diingatkan oleh Bapak Danis H. Sumadilaga bahwa Kementerian PU tidak hanya melulu mengurus soal jalan, tetapi juga bidang pengairan, pemukiman dan cipta karya yang agar mudah diingat disingkat ABC, yaitu Air, Bina Marga dan Cipta Karya. Karenanya selain infrastruktur jalan, kita juga bisa turut menyaksikan hadirnya Waduk Jatibarang Semarang, normalisasi Kali Garang/Banjir Kanal Barat Semarang yang bertujuan untuk menanggulangi banjir akibat hujan dan rob di kota Semarang. Begitu juga dengan Instalasi Pengolahan Air Laut (IPA) untuk keperluan penyediaan air bersih dan minum di desa Pulau Mandangin Sampang Jawa Timur. Kemudian ada Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) yang merupakan salah satu program pembangunan bidang pekerjaan umum ke-Cipta Karya-an yang menangani masalah pengolahan limbah cair di Bali. Dan di bidang pemukiman, telah hadir Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di kawasan Unpad Jatinangor Sumedang. Sementara itu di bidang tata ruang, Kemen PU telah menghasilkan empat Perpres tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau, 18 perda RTR tingkat provinsi, 259 perda tingkat kabupaten, dan 70 perda tingkat kota.

Untuk kebutuhan bagi terciptanya ketahanan air, Kemen PU telah membangun sebanyak 22 waduk dan 642 embung, di antaranya Waduk Batu Tegi, Lampung, Waduk Jati Gede, Sumedang, Waduk Rajui Aceh, Embung Haekrit, Kab. Belu NTT. Sementara pelayanan infrastruktur air minum dan sanitasi lingkungan, yang pada tahun 2005 hanya mencapai 43,37%, telah meningkat menjadi 65,61% pada tahun 2014 yang setara dengan kurang lebih 12.072 kawasan seputar Nusantara yang menggapai lebih dari 120.512.361 jiwa. Tentunya hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai terutama dalam menyentuh target millennium development goals (MDGs)

Dari sesi tanya jawab ini pula diketahui mengapa pembangunan infrastruktur selama ini terkonsentrasi di wilayah Jawa. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Taufik Widjoyono, bahwa pembangunan infrastruktur tersebut memang terkonsentrasi di Jawa mengingat per-sebaran penduduk dan pertumbuhan ekonomi paling banyak di Jawa sehingga wajar bila kemudian Jalur Pantura yang menjadi urat nadi jalur transportasi di Pulau Jawa mendapat perhatian lebih. Dan meskipun Jalur Pantura ini telah ditingkatkan Muatan Sumbu Terberat (MST)-nya menjadi 10 ton, namun karena banyaknya kendaraan yang muatannya melebihi MST, menjadikan jalur ini mengalami titik jenuh beban yang berlebihan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa untuk mengurangi titik jenuh dan pemindahan beban jalan ini telah dibangun jalur kereta api double track Jakarta – Surabaya dan juga tol baru yang diharapkan bisa mengurai kemacetan dan mengurangi ongkos akomodasi dan transportasi pengiriman barang kebutuhan.

Semua mahakarya anak bangsa tersebut didokumentasikan dengan baik oleh Kemen PU melalui Perpustakaan Kemen PU di bawah kendali Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kemen PU, baik dalam bentuk buku, makalah, majalah, maupun CD dan DVD. Karenanya di ruangan Perpustakaan Multimedia Gedung Heritage, tempat acara ini berlangsung, terdapat bermacam-macam koleksi buku tentang teknologi sumber daya air, jalan dan jembatan, serta perumahan dan tata ruang, di antaranya koleksi buku-buku lama yang diterbitkan pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang menggunakan bahasa Belanda, Perancis, Jerman dan Inggris.

Di ruangan Perpustakaan Multimedia ini didukung dengan sistem pencahayaan yang baik, rak-rak buku yang ditata sedemikian menarik, sehingga membuat kita nyaman untuk membaca koleksi-koleksi buku disini. Ditambah lagi dengan keberadaan fasilitas computer, koneksi internet dan WiFi serta dilengkapi juga dengan adanya fasilitas Audio Visual berupa TV. Dan perlu diingat pula bahwa hampir keseluruhan koleksi tersebut telah terintegrasi melalui Sistem Informasi Manajemen Pustaka (SIM Pustaka) sehingga bisa diakses melalui internet dengan mengunjungi situs http://pustaka.pu.go.id. Selain ruangan Perpustakaan Multimedia, di gedung Heritage ini yang rencananya akan didirikan museum, terdapat ruangan lain tempat ribuan buku lainnya. Hanya saja ruangan ini belum sempat dikunjungi mengingat begitu acara ini selesai, tak lama kemudian adzan maghrib berkumandang.

Sayangnya saya tidak bisa mengabadikan acara dan perpustakaan yang luar biasa ini dengan kamera dan mungkin bisa dinikmati dari rekan kompasianer yang lainnya.

Salam!

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun