Mohon tunggu...
Dinda Putri Aprisela
Dinda Putri Aprisela Mohon Tunggu... MahasiswI Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki hobi mendengarkan musik, membaca buku dan novel, dan menonton film. Selain itu, saya juga menyukai dunia fashion, makeup, dan skincare. Saya juga aktif di organisasi internal kampus maupun eksternal. Saya berharap bisa terus berkembang dan menginspirasi banyak orang dengan ilmu dan prestasi yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perpustakaan Sekolah Mati Suri? Mari Menyuntikkan "Nyawa' Lewat Inovasi Literasi

16 Mei 2025   20:39 Diperbarui: 16 Mei 2025   20:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://smpn159jakarta.sch.id/perpustakaan/ Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Guru bukan hanya fasilitator, tapi juga pelaku. Mereka membaca bersama siswa, merekomendasikan buku, dan memantik diskusi. Inilah bentuk literasi sebagai praktik sosial, bukan sekadar rutinitas sekolah.

Solusi: Bukan Anggaran, Tapi Imajinasi 

Selama ini, kegagalan membangun budaya literasi sering ditimpakan pada minimnya dana. Padahal, yang lebih minim adalah imajinasi. 

Kita butuh tiga hal, yaitu: 

1. Relevansi: Bacaan dan kegiatan literasi harus terkoneksi dengan realitas siswa. 

2. Partisipasi: Libatkan siswa sebagai pencipta, bukan sekadar konsumen bacaan. 

3. Kolaborasi: Jadikan perpustakaan sebagai ruang bersama antara guru, siswa, dan masyarakat. 

Jika model seperti SMPN 159 Jakarta direplikasi dan didukung kebijakan yang progresif, kita bisa menyuntikkan “nyawa” ke dalam perpustakaan sekolah yang selama ini sekarat. Perpustakaan harus jadi jantung inovasi, bukan museum buku pelajaran.  

Literasi tak akan tumbuh dari ruang sunyi. Ia tumbuh dari interaksi, dari rasa ingin tahu, dan dari pengalaman bermakna. Saat perpustakaan sekolah dibangkitkan dari mati suri dan diberi nyawa baru lewat inovasi, kita sedang meletakkan pondasi peradaban yang lebih melek informasi, lebih adil, dan lebih kritis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun