Mohon tunggu...
Dina Hariani Silalahi
Dina Hariani Silalahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Whatever you are, be a good one!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Instagram, Sosial Medianya Anak Muda

7 Maret 2021   21:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   21:57 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sevenads.id

Melihat perkembangan teknologi saat ini

Kemajuan teknologi saat ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Berbagai macam informasi dari berbagai belahan dunia pun dapat kita ketahui dengan cepat berkat kemajuan teknologi. Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab terjadinya era globalisasi yang sangat cepat adalah karena perkembangan pesat dari teknologi informasi, salah satunya internet. Implementasi internet pun kini telah menerobos batas-batas fisik yang terjadi di sekitar kita. Melihat hal tersebut, tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan adanya perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Ketergantungan manusia terhadap teknologi, memperlihatkan kepada kita bahwa masyarakat saat ini sudah menjadikan internet sebagai sebuah kebutuhan yang sangat penting.

Hadirnya internet saat ini menjadi tanda dari adanya fase budaya digital. Dengan adanya internet, masyarakat akhirnya dapat memperoleh kemudahan dalam melakukan interaksi di mana pun dan kapan pun mereka berada. Keberadaan internet yang membawa perubahan dalam kebudayaan manusia juga menjelaskan kepada kita bahwa elemen budaya tidak akan pernah lepas dari kehidupan dan kegiatan manusia saat ini. Berdasarkan hal itu, budaya akan terus ada hingga kemudian manusia dapat mendeskripsikan dunianya, menyatakan perasaannya, dan memberikan penilaian-penilaiannya melalui sarana di mana masyarakat mengkomunikasikan, mengabdikan, dan mengembangkan pengetahuannya (Sumarto, 2019). Melihat hal tersebut, segala sesuatu yang sudah ada dan menjadi bagian dari kehidupan kita seperti budaya, memberikan kita sebuah artefak yang mempunyai makna tersendiri bagi kita. Artefak budaya layaknya media sosial, menjadi salah satu bukti dari perkembangan fase budaya digital saat ini.  

Apa itu Circuit of Culture?

Konsep Circuit of Culture atau sirkuit budaya telah dibahas oleh Stuart Hall sebagai sebuah proses kultural yang terdiri dari aspek representasi, produksi, regulasi, konsumsi, dan identitas (Junifer, 2016). Seluruh aspek yang ada pada sirkuit budaya ini saling berhubungan satu sama lain, sehingga ketika dilakukan pengkajian pada suatu proses tertentu, maka proses yang sedang dikaji tersebut bisa jadi merupakan elemen pembangun dari suatu proses yang lain. Menurut Cahyo (2014), model sirkuit ini dipergunakan untuk mengkaji bagaimana sebuah artefak kultural dipresentasikan, identitas sosial apa yang tersemat atasnya, bagaimana artefak itu diproduksi dan dikonsumsi, serta mekanisme seperti apa yang digunakan untuk meregulasi distribusi dan penggunaannya. Karena yang digunakan sebagai perangkat analisis adalah sebuah sirkuit, maka analisis dapat dimulai dari manapun dan dalam urutan seperti apapun.

Berdasarkan pembahasan di atas, salah satu elemen yang menarik untuk dijadikan fokus pembahasan adalah elemen identitas di mana identitas ini dimaknai sebagai alat pengenalan diri manusia untuk membedakan diri mereka dengan manusia yang lain (Junifer, 2016). Terkait hal tersebut, sebagian dari kita tentu memberikan sebuah makna melalui berbagai macam cara seperti saat kita mengekspresikan diri. Dalam sirkuit budaya, makna tersebut kemudian diciptakan melalui beberapa cara yang berbeda serta diedarkan melalui proses yang berbeda pula. Setelah melalui proses itu, maka makna tersebut memberi kita rasa tentang sebuah identitas yang dimiliki. Menurut Woodward (dalam Barnard, 2004), makna merupakan apa yang kita tunjukkan dalam identitas kita. Melihat hal tersebut, saya akan mengangkat sosial media Instagram sebagai salah satu artefak budaya digital dan membahasnya lebih dalam mengenai hubungannya dengan sirkuit budaya.

Instagram: artefak budaya di fase digital

Kehadiran media sosial di kalangan anak muda membuat ruang privat seseorang menjadi ruang publik. Bahkan, anak muda saat ini tidak segan untuk membagikan segala bentuk kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari, baik yang bersifat pribadi maupun tidak untuk kemudian dibagikan kepada teman-teman mereka melalui akun media sosial sebagai bentuk identitas diri yang mereka miliki. Media sosial seperti Instagram sendiri telah muncul pada 6 Oktober 2010 hingga sekarang dengan pengguna yang sangat banyak. Menurut Febriana (2016), Instagram adalah salah suatu aplikasi yang berguna sebagai tempat berbagi foto yang memungkinkan penggunanya dapat menggambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk Instagram milik mereka sendiri. Dalam hal ini, Instagram juga menjadi wadah bagi mereka untuk membuat citra diri yang tinggi serta menjadi wadah untuk menunjukkan figur mereka sebagai remaja-remaja masa kini.

Lantas, apa yang menjadikan Instagram sebagai artefak budaya digital? Berdasarkan pertanyaan tersebut, Instagram menjadi sesuatu yang hadir dan membawa nilai-nilai yang baru di tengah penggunanya. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengekspresikan atau menceritakan diri, tetapi Instagram juga telah meningkat menjadi sesuatu yang berpengaruh besar dalam hidup manusia secara online. Saat melakukan aktifitas di dalam media sosial, khususnya anak muda seperti remaja, mereka membangun jaringan pertemanan dan kemudian mengekspresikan diri mereka secara virtual dalam proses komunikasi. Interaksi tersebutlah yang kemudian melahirkan definisi diri dan menawarkan penemuan diri, sebab setiap penggunanya bebas memilih untuk membuka identitasnya dengan jujur atau menutupnya dengan membuat sebuah identitas palsu. Berdasarkan hal tersebut, Instagram menjadi sebuah dunia digital yang menciptakan ruang kultural yang cukup besar dalam hidup penggunanya. Tidak hanya penggunanya yang dapat membangun sebuah identitas diri, tetapi Instagram sendiri juga erat kaitannya dengan sebuah identitas (Nasrullah, 2012).

Dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial khususnya Instagram telah memberikan dan membawa perubahan yang besar dalam hidup kita. Maka dari itu, penting bagi kita agar selalu kritis dalam membentuk identitas diri sehingga kita dapat menciptakan gambaran diri yang akan berdampak baik dalam kehidupan sosial kita, khususnya pada media sosial seperti Instagram.

           

 

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun