Mohon tunggu...
Dina SabilaAlamsyah
Dina SabilaAlamsyah Mohon Tunggu... Lainnya - Akun untuk berdakwah

Ilmu bagaikan binatang buruan, jika tidak diikat maka dia akan kabur. Maka tulislah ilmu yang kamu dapat agar kau tidak lupa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentangku dan Dia

13 Maret 2021   22:22 Diperbarui: 13 Maret 2021   22:24 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

TENTANGKU DAN DIA

Dia yang kita kenal sebagai syurga sebelum syurga

Dia yang menjadi kecintaan siapapun yang pernah merasakan hidup bersamanya

Dia yang namanya harum mewangi dikalangan penuntut ilmu syar'i

Ya, dia adalah STIBA Ar-Raayah


Ketika surya memancar dengan teriknya, langit yang cerah nan luas di angkasa serta suara hening perkampungan karena penduduknya yang sedang istirahat, saat itu pula telepon genggam berdering dengan kencangnya menandakan sebuah telepon masuk. Tak menunggu lama langsung saja aku angkat panggilan dengan nomor yang tidak diketahui itu.

 

"Halo, Assalamu'alaikum".

"Halo, wa'alaikumussalam warahmatullah".

"Kami dari Panitia PMB STIBA Ar-Raayah memberitahukan kepada saudari Fulanah bahwa saudari telah Lulus dalam seleksi pemilihan mahasiswa  STIBA Ar-Raayah, dan bisa melanjutkan proses pendaftaran".

Ketika itu pula ucap dan sujud syukur yang tiada henti,  rasa bahagia dan bangga yang tidak tertahan dan air mata yang tidak bisa dibendung lagi sehingga mengalir begitu saja. Bagiku kata LULUS adalah harapan yang hanya sebuah harapan dan mimpi yang hanya sebuah mimpi yang tidak untuk menjadi nyata. Tetapi, tidak bagi Allah 'azza wa jalla, Dia maha tau apa yang terbaik untuk hamba-Nya, Dia maha kuasa atas segala sesuatu, Dia mengabulkan do'a hamba-Nya yang mau berusaha dan bertawakal kepada-Nya, karena tidak pernah dan tidak akan ada kata mustahil bagi-Nya selagi Dia berkehendak. Dan dari sinilah jejak langkahku dimulai, langkah menuju kehidupan yang lebih baik, dimana aku harus meninggalkan orang-orang tercinta di sekitarku, meninggalkan kehidupanku yang berbeda 180 derajat dengan kehidupan ku yang sekarang dan meninggalkan apapun yang memang seharusnya aku tinggalkan saat itu demi mewujudkan cita-citaku dan menggapai semua asa, meskipun itu sangat berat dan bahkan saat itu aku masih belum mampu meninggalkan semuanya, tetapi ini demi kebaikanku dan agamaku dan aku pun berniat meninggalkan segalanya karena Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun