Penulis: Dina Amalia
Sources: Pengalaman Pribadi -- Interaksi Customer
Zaman boleh saja berubah, apalagi soal mencari inspirasi gaya berbusana yang sudah bertebaran di lautan platform digital, tapi yang pasti majalah fashion tetap gagah!
Sering banget diduga sudah pensiun ataupun sudah nggak relevan, tapi siapa sangka kalau majalah fashion masih diburu bahkan sampai mancanegara.
Muncul kali pertama di tengah abad ke 17, majalah fashion sampai saat ini turut dan sangat berjasa dalam menebar tren mode. Ada yang memanfaatkannya sebagai sebuah referensi gaya, ada yang selalu berlangganan karena senang mengulik sisi lain dunia fashion, dan ada juga yang menunggu edisi-edisi tertentu untuk melihat model / idola hits ternama.
Sebagai pembaca + pedagang buku, majalah fashion bukanlah bacaan yang biasa saya nikmati. Namun, menjadi sedikit tertarik ketika melihat banyak pelanggan yang bolak-balik membeli + menitip majalah fashion.
Alih-alih kepo dan belum pernah benar-benar menikmatinya, saya jadi bertanya-tanya sendiri "Semenarik apasih? Sampe buat orang masih rajin ngoleksinya."
Apalagi di tengah zaman yang serba cepat ini, soal tren mode bukan hanya disajikan dari media sosial saja, melainkan majalah fashion juga ikut hadir mewarnai dunia digital -- alias beradaptasi meluncurkan majalah versi online baik dalam bentuk aplikasi ataupun website resmi.
Buka Pintu Ekspor: Majalah Fashion Cetak Masih Banyak Diburu
Berakar dari menjual buku dan majalah versi cetak, maka saya pun terfokus pada lalu-lalang pelanggan yang masih dan terus membeli majalah-majalah fashion cetak.
Kali pertama menjual majalah fashion, saya mengira akan lama terpajang, tetapi nyatanya lebih cepat laku terjual. Sebab, adanya keunikan sistem pembelian dari penggemar majalah fashion yang sangat menguntungkan dan berjamaah dilakukan, yakni mode beli borongan. Pernah diungkap, 'beli 1 nggak nendang, beli banyak biar sekalian."
Dari sisi pelanggan lokal, biasanya datang dari perusahaan, kolektor, hingga fans sang model / idola ternama yang menghiasi cover majalah. Femina, Dewi, Gadis, Cosmopolitan, Elle, Vogue, Gogirl, CosmoGirl, hari-hari menjadi buruan.
Sesekali saya bertanya mengenai minat terhadap majalah fashion, dan jawaban yang sering kali diungkap ialah soal kredibilitas dan kenyamanan. Isi majalah fashion jauh lebih mendalam dan akurat, biasa disajikan oleh tim berpengalaman yang sudah ahli dalam bidang mode. Kenyamanan terhadap fisik majalah yang jauh lebih konsisten dan panjang umurnya juga sering kali diutamakan.
Pada 2024, saya membuka pintu ekspor untuk semua kategori buku dan majalah. Tetapi, tidak pernah terpikirkan kalau majalah fashion akan laku, sebab penggunaan bahasa yang berbeda.
Lagi-lagi, rupanya pikiran itu hanyalah salah sangka semata. Majalah fashion versi cetak justru paling banyak diburu, baik terbitan lokal berbahasa indonesia ataupun import dengan beberapa bahasa.
Seperti merekap dari performa penjualan, majalah fashion lokal (berbahasa indonesia) biasanya lebih sering diburu oleh masyarakat Negeri Jiran - Malaysia. Sedangkan, majalah fashion berbahasa asing (inggris sampai jepang/huruf kanji) dominan diburu oleh masyarakat Filipina sampai Singapura.
Tipis-tipis, saya pun menganalisis dengan pertanyaan di kepala yang sering muncul, "bahasanya beda semua, bahkan hurufnya juga, tapi kok laku dan diburu ya?"
Pelanggan dari Malaysia dan Filipina yang membeli majalah Vogue Japan full huruf kanji sempat membeberkan, bahwasannya mengenai bahasa dalam sisi majalah fashion tidaklah menjadi masalah baginya, sebab yang dibutuhkan ialah visual isi dan terdapat model yang dikenalnya.
Jelasnya, majalah fashion lebih condong menyajikan inspirasi yang fokus pada gaya dan busana, tetapi langsung spesifik dengan merk dan perkiraan harga. Jadi, terkadang yang dilihat bukanlah pada sisi penjelasan, melainkan sisi visual berbagai gaya yang dipamerkan.
Digital ataupun Cetak, Majalah Fashion Tetap Relevan Menjadi Wadah Inspirasi
Mengikuti zaman yang terus berkembang, beberapa majalah fashion membuat dua wajah sekaligus, yakni versi cetak dan versi digital. Soal minat, tentu kembali pada pelanggan, lebih nyaman menggunakan versi yang mana. Jadi, sudah leluasa memilih versi.
Tetapi, sebagai orang yang cukup penasaran, saya merasa belum puas dan terus mencari tahu 'apa benar majalah fashion masih dan tetap relevan sampai saat ini?'
Sampai akhirnya, saya berdiskusi menemui dan ditemui beberapa penggemar majalah fashion yang singgah untuk memburu, berikut saya rangkum beberapa alasan mengapa majalah-majalah fashion tetap relevan dan terus diburu sampai saat ini:
1. Bukan Sekadar Isi, Melainkan Dilatarbelakangi Analisis Mendalam
Agaknya salah kalau ada yang mengira majalah fashion hanya berisi soal busana dan gaya. Sebab, faktanya menyuguhkan berbagai pengetahuan, diantaranya; kesehatan, perjalanan, budaya, perawatan, kecantikan, bahkan sesekali hadir dunia memasak seperti resep pilihan.
Kalau soal tren mode, majalah fashion bukan sekadar memperlihatkan ragam gaya dan pilihan model busana saja, melainkan turut menjabarkan lengkap analisis yang mendalam; seperti apa latar belakangnya, bagaimana dampaknya untuk masyarakat luas. Sehingga, setiap artikel yang terpampang benar-benar menyuguhkan wawasan mendalam untuk pembaca.
Ada juga yang membeberkan terkait model/idola cover majalah (yang tentunya memiliki cakupan penggemarnya masing-masing). Di mana wajah berseri mereka bukan hanya terpampang di cover semata, melainkan ada cerita (dari model tersebut) yang secara khusus hanya diungkap melalui majalah saja. Jadi, sering membuat penggemar terus memburunya untuk mendapatkan fakta baru.
2. Bukan Hanya Up To Date, Tetapi Konsisten Sebagai Wadah Inspirasi
Beberapa waktu silam ada seorang dosen menemui saya, ternyata ingin menitip majalah fashion untuk anaknya yang sedang fokus mendalami dunia fashion. Bernada kesenangan, beliau menyebutkan daftar majalahnya, lantas saya bertanya, "kenapa milih majalah, Bu?"
Beliau menjelaskan, sebab majalah fashion itu bukan hanya up to date soal tren mode, tetapi menjadi wadah inspirasi yang tetap konsisten saat menyuguhkan ragam konten. Sesederhana yang diperhatikannya; dari mulai edisi, keseragaman, pembaruan kolom, hingga detail wawasan.
3. Visual Berkualitas dan Referensi Lengkap
Daya tarik majalah fashion yang tidak pernah gagal ialah penampakan visualnya yang sangat memikat, dari mulai cover yang selalu iconic sampai lembar isinya. Setiap foto yang diperlihatkan pun pasti memiliki kualitas yang tinggi. Apalagi, bukan hanya sisi kreativitas yang dimainkan, melainkan detail dari tiap foto yang ketat diperhatikan.
Dari sisi tren mode, majalah fashion juga selalu mengimbangi dengan referensi lengkap; seperti merk, kisaran harga, bahan, tips-tips, hingga cara/pengetahuan baru yang hanya disajikan melalui majalah.
Ada pula pelanggan yang mengungkap, bahwa terkadang ada inspirasi visual gaya / model-model yang tidak bisa didapat pada platform lain / digital. Jadi, membuat pembaca merasa mendapat sensasi baru ketika membuka dan menikmati majalah fashion.
4. Kredibilitas yang Ajek
Bukan sekadar menyajikan konten / tren mode terkini, majalah fashion juga dikenal mempunyai tim berpengalaman yang sudah ahli dalam bidang mode; dari mulai fotografer, editor, hingga redaktur.
Belum lagi ketika riset dilakukan, tim berpengalaman tersebut turut bekerja sama dengan para model dan desainer untuk menyuguhkan ragam informasi yang real dan akurat. Sisi inilah yang membuat majalah fashion masih terus dicintai dan diburu.
5. Tidak Terbatas oleh Zaman
Masih dari suara dosen yang menemui saya, saat mengajukan pertanyaan "kenapa merekomendasikan majalah fashion lawas, Bu? Sesuai yang Ibu minta terbitannya sudah lama betul."
Beliau menjawab, bahwa relevansi majalah fashion tak lekang oleh waktu atau tidak terbatas oleh zaman yang berbeda. Sebab, soal mode bisa di mix and match, yang dibutuhkan utamanya adalah inspirasi.
Serupa pula dengan suara kolektor yang menghubungi saya kemarin (12 Juni 2025) sedang mencari + nitip majalah CosmoGirl 2003. Menyoal tren mode, beliau mengungkap baik versi lawas ataupun terkini sama-sama bisa digunakan, tidak ada istilahnya ketinggalan zaman. Setiap lembar majalah fashion selalu melemparkan inspirasi, meski lawas sekalipun tetap terasa baru dan tidak layu.
Tetap gagah, majalah fashion masih awet jadi wadah inspirasi dan tren dunia mode terkini. Itulah cerita saya saat bertemu penggemar majalah fashion + 5 alasan yang membuat riwayatnya masih terus dicintai.
Barakallah.. Terima kasih yaa sudah membaca artikel ini. Semoga sehat dan bahagia selalu untuk dirimu yang lagi membaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI