Kebiasaan 'Memahami Terlebih Dahulu, Baru Dipahami' adalah yang digunakan pada fase ini, dengan komunikasi sederhana 'kalau dia nggak bahagia, maka saya pun nggak akan bahagia', karena seharusnya 'kami akan bersenang-senang bersama'.
Inti dari fase yang saya rasakan dan mungkin dirimu sering juga merasakannya; bahwa kita terlalu sering terperangkap dalam masalahnya atau peristiwanya, sampai-sampai kita jadi lupa sama hubungannya.
Setelah membaca dan memahami poin ini, saya pun merenung seraya 'oh iyaya, selama ini justru hubungannya sering terlupa, malah fokus ke permasalahannya' dan apapun itu momennya.
Tentu, fase atau peristiwa ini hanyalah salah satu dari ratusan kisah yang digambarkan dalam buku Living The 7 Habits, namun semua yang tersusun rapi sangatlah relate dengan permasalahan nyata.
Buku Living The 7 Habits ini bukanlah kali pertama saya membacanya, tetapi sudah berulang dan berefek pada gunung emosi diri saya yang perlahan benar-benar mencair setelah membaca + merenunginya. Yap, bukan hanya sekedar membaca, melainkan ikut merubah cara berpikir dengan tanggapan-tanggapan positif yang disarankan dalam buku ini.
Selama ngabuburead dengan meluangkan kembali membaca buku Living The 7 Habits, saya pun menarik sebuah benang merah; bahwa diri kita terus membanding-bandingkan 'apa yang terjadi' dengan 'apa yang kita (harapkan) terjadi' dan sisi inilah yang membuat diri kita puas atau tidak. Kita mungkin bisa mengendalikan 'harapan' kita, tetapi tidak bisa mengendalikan 'kepuasan' kita.
Membaca 2 buku yang berlatar dari sebuah kisah hidup memang terlihat luas, sebab setiap orang mempunyai tantangan tersendiri dan berbeda-beda. Tetapi, ketika tetap menyelaminya saya justru merasakan bahwa 'saya tidak sendiri', bahkan mendapat perspektif baru yang bisa menguatkan diri saya untuk menyelesaikan berbagai tantangan secara positif.
Ngabuburead di lapak buku dengan membaca buku-buku biografi, rupanya benar-benar menjadi terapi untuk kesehatan mental.
Terima kasih yaa sudah membaca ulasan ini sampai habis.
Tak terasa pula, kita semua sudah sampai dipenghujung bulan Ramadhan 2025. Saya Dina Amalia (Kaka D), mengucapkan mohon maaf lahir dan batin kepada Kompasianer dan pembaca semua. Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT. dan bisa kembali dipertemukan pada Ramadhan selanjutnya.Â
Selamat lebaran, teman-teman semua. Salam sehat-sehat selalu yaa.