Mohon tunggu...
Dina Amalia (Kaka D)
Dina Amalia (Kaka D) Mohon Tunggu... Penulis, Bouquiniste

~ Best In Opinion Kompasiana Awards 2024 ~ Hidup dalam edisi khusus bekas + bekas | Kebanyakan buku, sesekali mlaku-mlaku | dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Tatkala Tukang Buku Masih Kena Tipu Buku Bajakan

11 Februari 2025   17:36 Diperbarui: 11 Februari 2025   21:01 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pexels/Sara (Ilustrasi Tumpukan Buku)

Penulis: Dina Amalia

Buku menjadi barang yang setiap waktu nggak pernah lepas dari pandangan. Entah sambil melayani pelanggan online yang ngajak berdiskusi, cek dan ricek kondisi buku yang akan dipasarkan atau sudah dipesan, sekedar merapikan posisi buku yang berantakan, ataupun sekedar lewat depan rak.

Pun saat mulung yang bekas dan lawas, puluhan buku penuhi mata tanpa sela. Begitulah kiranya hari-hari menjadi tukang buku.

Meski dominan berisi buku bekas dan lawas, berusaha menancapkan dan mengokohkan pagar komitmen yang kuat, bahwa hanya versi original yang boleh masuk tertata dan dijual.

Sebab, memposisikan diri sebagai penjual bukan hanya mau untungnya saja, melainkan juga turut menghargai karya si penulis buku-buku yang tertata walaupun dengan langkah kecil.

Sempat ada yang bertanya, "Hari-hari sama buku, pernah nggak beli dan baca buku bajakan?"

Jawabannya: tentu, pernah. Lho, kenapa? Katanya tukang buku original dan selalu menyerukan soal dampak buku bajakan?

Hipnotis: Terkecoh Harga, Buta Arah, Disesatkan Istilah

Menapaki semester awal perkuliahan, buku cetak menjadi media dan sumber utama untuk menopang pembelajaran yang wajib digunakan. Kala bertemu mata kuliah Sosiologi Komunikasi, sang dosen tegas hanya mengizinkan untuk membeli dan menggunakan buku original saat perkuliahan berlangsung.

Bukan sekedar memerintah, tetapi beliau juga memberikan bantuan akses untuk pemesanan buku original yang langsung terhubung dengan penerbit. Harga buku tersebut berkisar Rp 120.000.

Mendengar harga yang diumumkan, sebagian besar mahasiswa menggerutu karena merasa terlalu mahal hanya untuk satu buku saja. Tak sedikit pula yang langsung mengaitkan masalah pengeluaran pribadinya per bulan, jika benar-benar harus membeli bukunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun