Mohon tunggu...
Dina Amalia (Kaka D)
Dina Amalia (Kaka D) Mohon Tunggu... Penulis, Bouquiniste

~ Best In Opinion Kompasiana Awards 2024 ~ Hidup dalam edisi khusus bekas + bekas | Kebanyakan buku, sesekali mlaku-mlaku | dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dikenal Lapuk dan Usang, Mengapa Masih Ada Orang yang Senang Membeli Buku dari Toko Buku Bekas?

19 November 2024   16:23 Diperbarui: 19 November 2024   20:40 4969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay/memyselfaneye (Ilustrasi Pengunjung di Toko Buku Bekas)

Sudah sempat takut dicancel atau komplain, tetapi tidak disangka, justru mendapat feedback sangat baik yang luar biasa, beliau mengatakan, "Gapapa Kak santai aja, yang penting halamannya masih lengkap. Saya butuh bukunya untuk dibaca, bukan untuk melihat kondisinya. Namanya buku bekas wajar ada kekurangan".

Memang Sih 'Murah' Sering Menjadi Alasan, Tetapi Kenyataannya...

Alasan utama yang sering kita dengar ketika orang memilih untuk membeli buku bekas adalah karena harga yang murah.

Tetapi, apakah yang murah sudah pasti dikenal sebagai kondisi bekas atau tidak layak?

Tentu saja tidak. Dengan maksud, buku dalam kondisi baru dan original pun bisa menurun harganya (entah akan sejajar dengan buku bekas ataupun lebih murah), terlebih buku-buku yang masuk dalam 'slow selling', maka akan tembus pada harga dengan kategori diskon sampai obral.

Terkadang, bisa kita temui di event-event cuci gudang, di mana harga yang ditawarkan sangat murah sekali.

Kalau sudah melihat dan mengetahui hal tersebut, pasti tidak akan heran lagi kenapa buku-buku baru (original dan masih di segel) bisa jauh lebih murah dibandingkan dengan versi bekas.

Jadi, membeli buku bekas, tidak selalu soal harga yang lebih murah, juga tidak melulu soal kondisi yang rapuh, melainkan kembali ke nilai historisnya.

Semoga ulasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kamu dalam mengenal luasnya dunia buku, ya. Salam literasi, semoga sehat-sehat selalu untuk kamu yang sedang membaca artikel ini.

Penulis: Dina Amalia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun