Mohon tunggu...
Dimas Syaiful Amry
Dimas Syaiful Amry Mohon Tunggu... Konsultan Pendidikan Alternatif

Pengasuh di Sanggar Perdikan, sebuah wadah belajar bersama pada pendidikan, pengasuhan, dan pemberdayaan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menembus Kabut Bias di Masyarakat Indonesia

22 Mei 2025   12:42 Diperbarui: 22 Mei 2025   12:42 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Epistemologi Kritis dan Teori Sosial

Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed (1970) memperkenalkan konsep conscientizao---kesadaran kritis sebagai jalan pembebasan manusia dari penindasan struktural dan mental. Freire melihat pendidikan bukan sebagai transfer pengetahuan, tapi sebagai proses dialogis yang membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab etis.

Pendidikan sadar-bias juga mengambil pelajaran dari teori Michel Foucault, yang menunjukkan bagaimana pengetahuan selalu berkelindan dengan kuasa. Maka, membongkar bias kognitif bukan hanya soal psikologi, tapi juga dekonstruksi kuasa epistemik---membebaskan pikiran dari struktur dominasi yang tidak terlihat, baik itu dalam bentuk budaya, media, agama, maupun negara.

4. Ilmu Genetika dan Warisan Psikologis

Studi genetik menunjukkan bahwa manusia membawa predisposisi psikologis tertentu dari warisan DNA-nya. Namun, sebagaimana dijelaskan oleh epigenetik, ekspresi gen tersebut sangat ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman. Artinya, meskipun manusia mewarisi kecenderungan tertentu (seperti impulsivitas, kecemasan, atau kecenderungan tribalistik), pendidikan mampu menata ulang ekspresi psikologis tersebut melalui intervensi sadar dan sistematis.

5. Perspektif Dunia Islam: Tazkiyatun Nafs dan Iqra' sebagai Revolusi Kesadaran

Dalam khazanah Islam, bangunan kesadaran manusia tak semata ditopang oleh akal rasional, tetapi juga oleh jiwa yang jernih. Konsep tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) menjadi pusat dari pendidikan Islam klasik. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

 "Qad aflaha man zakkh. Wa qad khba man dassh."
"Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 9--10)

Proses tazkiyah ini melibatkan kesadaran diri yang mendalam (muhasabah), introspeksi batin (tafakkur), dan pembersihan dari hawa nafsu yang melahirkan bias, prasangka, dan keputusan keliru. Dalam konteks ini, bias kognitif bukan hanya masalah psikologi, tetapi juga bentuk kegelapan batin (zulumat) yang harus disinari oleh cahaya ilmu dan iman (nur).

Islam juga memulai peradabannya dengan perintah "Iqra'" (Bacalah!)---sebuah penegasan bahwa revolusi sejati dimulai dari kesadaran akan pentingnya pengetahuan, pengamatan, dan perenungan. Maka, pendidikan sadar-bias dalam tradisi Islam adalah jalan menuju hikmah---yakni kebijaksanaan yang muncul dari keseimbangan antara akal dan qalb.

6. Kearifan Lokal Jawa: Nglmu, Kawruh, dan Laku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun