Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kerusuhan Sampit 2001: Pelanggaran HAM Berat?

18 Februari 2025   03:46 Diperbarui: 18 Februari 2025   03:46 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusuhan Sampit yang meletus pada Februari 2001 merupakan salah satu konflik antar-etnis paling tragis dalam sejarah Indonesia modern. Pertikaian antara suku Dayak dan Madura di Sampit, Kalimantan Tengah, ini menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan tanggung jawab negara dalam mencegah serta menangani konflik semacam ini.

Latar Belakang Konflik

Kedatangan suku Madura ke Kalimantan dimulai pada era 1930-an melalui program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 2000, transmigran membentuk sekitar 21% populasi Kalimantan Tengah. Namun, perbedaan budaya, adat istiadat, dan persaingan ekonomi antara suku Dayak sebagai penduduk asli dan suku Madura sebagai pendatang sering memicu gesekan sosial. Sebelum kerusuhan besar pada 2001, telah terjadi beberapa insiden konflik antara kedua etnis ini, termasuk konflik besar antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan lebih dari 600 korban tewas.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

Kronologi Kerusuhan

Kerusuhan di Sampit meletus pada 18 Februari 2001. Pada dini hari tersebut, sekelompok warga Dayak menyerang rumah seorang warga Madura di Jalan Padat Karya, Sampit. Serangan ini memicu bentrokan berdarah antara kedua kelompok etnis. Selama tiga hari pertama, warga Madura sempat menguasai Sampit. Namun, situasi berbalik ketika ribuan orang Dayak dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah datang ke Sampit, membawa berbagai senjata tradisional seperti mandau, tombak, sumpit, serta senjata api rakitan. Kedatangan massa Dayak ini mengakibatkan eskalasi kekerasan yang lebih parah.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

Dampak dan Korban

Kerusuhan ini mengakibatkan korban jiwa yang signifikan. Laporan menyebutkan bahwa lebih dari 500 orang tewas dalam konflik tersebut, dengan sebagian besar korban berasal dari etnis Madura. Selain itu, lebih dari 100.000 penduduk terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekerasan yang terjadi. Kerugian materiil juga tidak kalah besar; lebih dari 1.000 bangunan dibakar atau dirusak, dan ratusan kendaraan hancur.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun