Padahal, salah satu ciriku dalam menyampaikan materi, selalu disertai candaan ala stand up comedy, garing-garing gurih menyegarkan gitu deh...yang penting, biasanya, ada saja yang tertawa.
Di menit awal berbicara, nuansa ketegangan terasa, namun aku berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya dengan tetap fokus kepada materi dan coba mengurai ketegangan dengan mengeluarkan jokes yang fungsinya sebagai ice breaking.
Dan sempurna, mereka tidak tertawa!
Apakah aku menyerah? Tentu tidak, aku sudah menyiapkan strategi lain, karena biasanya, setelah materi presentasi jadi, aku membaca ulang serta coba membayangkan cara penyampaianku saat di depan kelas. Selalu begitu.
Berarti Plan B harus dimulai...
Plan B pun tidak terlalu berhasil, sehingga aku kembali fokus ke materi dan lebih banyak bercerita serta mulai menggunakan metode coaching dengan melemparkan pertanyaan sambil berkeliling menghampiri mereka satu per satu.
"The best defense is offense," begitu kata pepatah. Daripada aku hanya bertahan dengan rencana awal yang sudah ketahuan gagal, maka lebih baik aku "menyerang" mereka dengan Nekat.Â
Metode coaching dengan pertanyaan-pertanyaan yang "menggali" kulakukan. Dan Alhamdulillah berhasil. Suasana mulai cair dan shock therapy-ku berhasil, mereka agak terkejut sepertinya dengan "serangan mendadak" dariku.
Baru setelah itu, beberapa jokes-ku "termakan" dan materi demi materi mereka kunyah dengan nikmat. Terbukti dari setiap lontaran pertanyaanku yang mengulang materi, setiap akan masuk ke materi berikutnya, mereka lalap dengan sempurna.
Agak senang juga melihat para peserta yang smart itu, dan baru kuketahui lewat beberapa perbincangan selama proses transfer pengetahuan itu, bahwa mereka adalah mentor yang berpangkat Letnan dan seorang Mayor perempuan.
Wow...