Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas Saraf Kejepit! Agar Tak Menderita Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

20 Juni 2025   21:10 Diperbarui: 20 Juni 2025   21:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awas Saraf Kejepit! Agar Tak Menderita Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya, Sumber foto: AI Chat GPT

Saraf kejepit? Kok saraf bisa kejepit dan penyakit apalagi kah ini?

Dan ternyata saraf kejepit adalah salah satu gangguan yang sering terjadi tanpa disadari. 

Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang sering melakukan gerakan berulang, bekerja di depan komputer dalam waktu lama, atau mengalami gangguan tulang belakang.

Saraf kejepit terjadi ketika ada tekanan dari jaringan sekitar, seperti otot, tendon, atau cakram tulang belakang yang menekan saraf tertentu dan mengganggu fungsinya. 

Tekanan ini bisa menimbulkan rasa nyeri, kesemutan, mati rasa, bahkan kelemahan otot. 

Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan radiculopathy jika terjadi di tulang belakang, dan nerve entrapment jika terjadi di bagian lain seperti pergelangan tangan atau siku.

Kenapa Disebut "Kejepit"?

Istilah "saraf kejepit" muncul karena tekanan yang diberikan pada saraf menyebabkan aliran sinyal terganggu, seolah-olah saraf tersebut "terjepit". 

Misalnya, hernia nukleus pulposus (HNP) atau cakram tulang belakang yang menonjol dapat menekan akar saraf dan menimbulkan nyeri hebat yang menjalar dari punggung ke kaki atau tangan.

Dilansir dari Cleveland Clinic, tekanan semacam ini dapat menyebabkan gangguan fungsi saraf secara langsung, seperti berkurangnya refleks, mati rasa, atau kelemahan otot.

Di Mana Saja Titik Saraf Kejepit Terjadi?

Berikut ini adalah gambar ilustratif yang menunjukkan titik-titik umum terjadinya saraf kejepit:

Sumber: AI ChatGPT
Sumber: AI ChatGPT

Gambar ini menggambarkan lima lokasi paling umum:

  1. Leher (Cervical Radiculopathy) -- Menyebabkan nyeri dan kesemutan menjalar ke bahu hingga tangan.

  2. Punggung bawah (Lumbar Radiculopathy/Sciatica) -- Nyeri menjalar dari pinggang ke bokong dan tungkai.

  3. Pergelangan tangan (Carpal Tunnel Syndrome) -- Saraf median terjepit, menyebabkan kesemutan di tangan.

  4. Siku (Cubital Tunnel Syndrome) -- Menyebabkan nyeri dan mati rasa pada jari manis dan kelingking.

  5. Pergelangan kaki (Tarsal Tunnel Syndrome) -- Nyeri di telapak kaki karena tekanan pada saraf tibialis.

Gambar ini diadaptasi dari ilustrasi edukatif medis dan dikutip dari visualisasi berbasis anatomi oleh referensi daring Healthline dan Cleveland Clinic.

Tingkatan Keparahan

Saraf kejepit dapat terjadi dalam berbagai tingkatan:

  1. Ringan -- Biasanya gejala hilang dengan istirahat, kompres hangat/dingin, dan penggunaan obat anti-inflamasi.

  2. Sedang -- Membutuhkan fisioterapi, pengobatan jangka panjang, dan pengawasan medis rutin.

  3. Berat atau kronis -- Bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen jika tidak ditangani. Dalam beberapa kasus, tindakan operasi mungkin diperlukan.

Dilansir dari laman resmi Penn Medicine, gejala yang tidak kunjung membaik dalam waktu 6 hingga 12 minggu bisa menjadi pertanda perlunya intervensi bedah.

Apa Penyebabnya?

Dikutip dari Mayo Clinic dan Healthline, penyebab saraf kejepit antara lain:

  • Posisi tubuh yang salah atau buruk dalam jangka panjang.

  • Cedera atau trauma pada bagian tubuh tertentu.

  • Herniasi diskus atau penonjolan cakram tulang belakang.

  • Peradangan karena arthritis atau penyakit autoimun.

  • Kehamilan atau kenaikan berat badan ekstrem.

  • Aktivitas berulang seperti mengetik atau mengangkat barang berat.

  • Diabetes dan obesitas yang menyebabkan inflamasi kronis.

Apakah Bisa Disembuhkan?

Menurut Cleveland Clinic, mayoritas kasus saraf kejepit bisa disembuhkan tanpa operasi melalui:

  • Istirahat dan menghindari gerakan pemicu.

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

  • Terapi fisik dan latihan peregangan.

  • Injeksi kortikosteroid.

  • Penggunaan alat bantu seperti penyangga atau brace.

Operasi dilakukan bila pengobatan konservatif tidak berhasil, atau jika ada tanda kerusakan saraf permanen.

Pencegahan

Dikutip dari Harvard Health Publishing, pencegahan dapat dilakukan dengan:

  • Menjaga postur tubuh saat duduk dan berdiri.

  • Rutin olahraga, khususnya untuk memperkuat otot inti dan tulang belakang.

  • Menghindari repetisi gerakan tanpa jeda.

  • Mengatur berat badan dan mengontrol penyakit penyerta seperti diabetes.

Saraf kejepit adalah kondisi yang bisa terjadi di berbagai titik tubuh dan menyebabkan rasa nyeri hingga gangguan gerak. 

Dengan deteksi dini dan pengobatan tepat, kondisi ini bisa disembuhkan. Pencegahan jangka panjang tetap menjadi kunci utama agar kondisi saraf kejepit tidak kambuh dan kualitas hidup tetap terjaga.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun