Ia juga memastikan bahwa jika ditemukan pelanggaran serius, langkah hukum akan diambil sesuai aturan yang berlaku.
Dikutip dari beberapa organisasi yang bergerak di isu tenaga kerja dan HAM, industri hiburan memang sering kali menjadi tempat yang rawan terhadap praktik eksploitasi, terutama ketika pekerja tidak memiliki posisi tawar yang kuat atau datang dari latar belakang ekonomi lemah.
Isu ini menjadi refleksi bahwa kemasan glamor bisa menutupi kenyataan yang suram. Apresiasi terhadap seni dan hiburan tidak boleh mengaburkan nilai-nilai dasar kemanusiaan.Â
Sirkus memang bisa menjadi media hiburan edukatif, tetapi ketika manusia di dalamnya diperlakukan di luar batas kewajaran, maka semua tepuk tangan berubah menjadi ironi.
Skandal ini juga menjadi pengingat bahwa kita sebagai masyarakat harus lebih kritis. Kita tidak bisa hanya menikmati pertunjukan tanpa bertanya: siapa yang sebenarnya dikorbankan agar panggung itu tetap berdiri?
Kini publik menanti langkah tegas dari pemerintah dan aparat hukum.Â
Karena keadilan tidak boleh berhenti di atas panggung pertunjukan. Ia harus menjangkau belakang layar, tempat di mana penderitaan sering kali dibungkam.
Kita nantikan bersama, akan berakhir seperti apa "kisah tragedi" yang menyelimuti Oriental Circus Indonesia ini.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI