Bagi para penulis skenario pemula, mungkin pernah muncul pertanyaan: kenapa sih format skenario harus pakai Courier New 12?Â
Padahal zaman sudah serba digital, font keren makin banyak, dan layout bisa dikreasikan sesuka hati. Tapi uniknya, sampai sekarang, skenario film, baik di Hollywood maupun industri film Indonesia, masih mempertahankan format huruf Courier New 12.
Ternyata, alasan di balik penggunaan Courier New 12 dan format baku lainnya bukan sekadar soal estetika, tapi berkaitan erat dengan efisiensi dalam produksi film.Â
Bahkan, menurut banyak profesional industri, format skenario adalah bahasa teknis yang tak bisa diganggu gugat.
Asal-Usul Courier New dan Format Standar Skenario
Dilansir dari laman StudioBinder, Courier adalah jenis huruf monospaced, artinya setiap huruf memiliki lebar yang sama. Jenis huruf ini populer sejak era mesin tik karena memudahkan penulisan secara rapi dan konsisten.Â
Ukuran 12 dipilih karena cukup besar untuk dibaca dengan mudah di lokasi syuting, tapi juga tidak terlalu memakan banyak kertas.
Dikutip dari artikel di No Film School, standar industri menyepakati bahwa satu halaman skenario dengan font Courier 12 setara dengan satu menit durasi film.Â
Ini memudahkan produser, sutradara, dan editor untuk memperkirakan durasi keseluruhan film hanya dari jumlah halaman skenario.
Jumlah Halaman vs Jumlah Adegan: Mana yang Lebih Akurat?
Menariknya, dalam praktik industri film baik di Hollywood maupun Indonesia, patokan durasi tidak selalu hanya mengandalkan jumlah halaman. Ada juga yang menggunakan jumlah adegan (scene) sebagai indikator durasi film.