Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Adaptasi dari Novel yang Box Office Hanya Jiplakan? Ini Fakta Menarik di Baliknya

12 April 2025   13:45 Diperbarui: 12 April 2025   13:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Adaptasi dari Novel yang Box Office Hanya Jiplakan? Ini Fakta Menarik di Baliknya, Sumber Foto: movie-poster.org

Kisah pemuda jalanan penuh semangat dan kebebasan ini lekat dengan semangat generasi muda saat itu. Versi terbarunya dirilis pada tahun 2024 dan disutradarai oleh Sidharta Tata. 

Dengan aktor Jefri Nichol memerankan Ali Topan, film ini mencoba membangun kembali narasi tentang "berontak dengan makna," yang cocok dengan keresahan anak muda zaman sekarang.

Tak kalah penting, tentunya adalah film Laskar Pelangi (2008) yang fenomenal dan diangkat dari novel Andrea Hirata, berhasil menembus 4,7 juta penonton. 

Cerita tentang perjuangan anak-anak Belitung melawan keterbatasan lewat pendidikan ini bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga mengangkat citra sastra Indonesia ke pentas dunia.

Adaptasi Itu Bukan Penjiplakan

Mengadaptasi film dari novel bukanlah pekerjaan mudah. Banyak elemen dalam buku tidak bisa serta-merta ditampilkan secara utuh dalam waktu dua jam. 

Maka diperlukan keberanian untuk menyusun ulang narasi, memadatkan cerita, hingga kadang menghapus atau menambah elemen baru.

Film Dune (2021) misalnya, hanya mengadaptasi setengah dari buku pertama karya Frank Herbert, tapi berhasil memenangkan enam Oscar dan membuka ruang bagi sekuel. 

Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa adaptasi adalah hasil tafsir, bukan salin-tempel.

Begitu juga dengan Ali Topan versi terbaru. Sang sutradara tidak sekadar memindahkan isi novel ke layar, tapi mengolah ulang agar lebih relevan bagi generasi penonton saat ini. 

Nuansa urban, visual penuh simbol, dan dialog yang reflektif menjadi ciri khas adaptasi modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun