Pertanyaan klasik "ayam atau telur duluan?" seakan tak pernah kehilangan daya tariknya.
Mungkin sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia berdebat tentang "ayam atau telur duluan", sebenarnya mana yang lebih dulu: ayam yang bertelur, atau telur yang menetas jadi ayam?
Secara filsafat, pertanyaan ini sering dianggap teka-teki eksistensial tentang asal mula kehidupan. Namun secara ilmiah, para peneliti dari berbagai bidang ternyata sudah membahas dan meneliti fenomena ini dengan serius.Â
Dan ya, salah satu penelitiannya bahkan pernah viral di media sosial seperti Facebook dan Instagram, lengkap dengan bukti molekuler.
Dari Filsafat ke Fisika dan Biologi Molekuler
Dalam dunia filsafat, pertanyaan ayam dan telur masuk kategori causal loop atau lingkaran sebab-akibat. Kalau ayam berasal dari telur, berarti telur duluan.Â
Tapi telur juga berasal dari ayam, berarti ayam duluan. Terlihat mustahil diselesaikan, bukan?
Namun di dunia ilmiah, khususnya biologi evolusi, para peneliti mencoba mengurai jawabannya dengan pendekatan yang lebih konkret.
Dilansir dari BBC dan beberapa artikel ilmiah yang dikutip oleh University of Sheffield dan University of Warwick, para ilmuwan menemukan bahwa ayam kemungkinan besar datang lebih dulu dibanding telur ayam.
Lho, bagaimana bisa?
Protein OC-17: Kunci Misterius dari Cangkang Telur
Penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan dari dua universitas ternama di Inggris tersebut menemukan fakta menarik: cangkang telur ayam tidak bisa terbentuk tanpa keberadaan protein bernama ovocledidin-17 (OC-17).
Dan ternyata protein ini hanya ditemukan dalam ovarium ayam betina.
Artinya, telur ayam hanya bisa terbentuk jika sudah ada ayam lebih dulu yang memiliki OC-17 untuk memicu kristalisasi cangkang telur.
Tanpa ayam, protein itu tidak akan ada, dan tanpa protein itu, telur ayam tidak akan pernah terbentuk. Jadi, jika kita bicara telur ayam spesifik, maka ayam duluan jawabannya.
Evolusi Bicara Lain: Telur Reptil Duluan
Tapi tunggu dulu...
Kalau kita berbicara soal telur secara umum, maka telur sudah ada jauh sebelum ayam. Bahkan sebelum burung ada, reptil dan amfibi sudah bertelur jutaan tahun sebelumnya.
Menurut teori evolusi, ayam adalah hasil dari mutasi genetik pada sejenis burung purba (mungkin Gallus gallus versi nenek moyang) yang bertelur. Mutasi itu membuat DNA anaknya berbeda, dan anak itulah yang secara biologis menjadi ayam pertama.
Jadi, kalau kita memakai sudut pandang evolusi, telur (dari nenek moyang ayam) duluan, baru lahir ayam pertama dari telur itu.
Namun mutasi genetik tidak terjadi di dalam telur sembarangan, melainkan melalui sel ayam betina sebelumnya. Nah lho, makin pusing, bukan?
Kesimpulan Ilmiah vs Populer: Siapa Duluan, Ayam atau Telur?
Jika yang dimaksud adalah telur secara umum, maka jelas telur lebih dulu ada daripada ayam.
Tapi jika yang dimaksud adalah telur ayam, maka ayam lebih dulu karena tanpa ayam, protein OC-17 tidak bisa dihasilkan, dan telur ayam tidak bisa terbentuk.
Inilah mengapa dalam berbagai postingan viral di media sosial, banyak yang menyimpulkan "jawabannya tergantung dari definisinya." Dan secara ilmiah, dua-duanya benar tergantung konteks: evolusi vs biologi molekuler.
Ayam atau Telur, Keduanya Menunjukkan Keajaiban Penciptaan
Pertanyaan "ayam atau telur duluan" sebenarnya bukan cuma soal urutan, tapi juga menunjukkan betapa kompleks dan indahnya proses kehidupan.
Baik lewat jalur evolusi atau penciptaan langsung, alam semesta bekerja dengan mekanisme yang sangat teliti. Dan sampai hari ini, diskusi soal ayam dan telur tetap relevan, tak hanya di meja makan tapi juga di laboratorium.
Jadi, kalau ada yang bertanya lagi soal mana yang lebih dulu, ayam atau telur, sekarang kamu sudah tahu jawabannya dan bisa menjelaskannya dengan tenang dan ilmiah.
Kalau kamu suka pembahasan seperti ini, share artikel ini ya, biar makin banyak yang sadar: pertanyaan sederhana tentang "ayam atau telur duluan" ternyata bisa membawa kita merenungi kehidupan lebih dalam lagi.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI