Selain memengaruhi ingatan kognitif, pengulangan juga berperan dalam muscle memory atau memori otot.Â
Dalam neurosains, muscle memory adalah kemampuan tubuh untuk mengingat gerakan tertentu setelah dilakukan secara berulang-ulang.Â
Dilansir dari Neuroscience & Biobehavioral Reviews, pengulangan gerakan memungkinkan otot dan sistem saraf untuk beradaptasi, sehingga seseorang bisa melakukan aktivitas tanpa berpikir secara sadar.
Dalam konteks ibadah, pengulangan gerakan dalam salat, wudu, atau menghafal Al-Qur'an adalah contoh bagaimana muscle memory bekerja dalam kehidupan sehari-hari.Â
Seiring waktu, tubuh menjadi terbiasa dan bisa melakukan gerakan tersebut secara otomatis. Itulah mengapa seseorang yang sudah terbiasa menjalankan ibadah salat akan merasakannya sebagai kebutuhan, bukan sekadar kewajiban.
Pola repetitif dalam Al-Qur'an bukanlah tanpa alasan. Dari sudut pandang agama, pengulangan bertujuan untuk menegaskan pesan dan memperkuat keyakinan manusia.Â
Dari sisi neurosains, pengulangan membantu membentuk memori jangka panjang, meningkatkan fungsi otak, serta memperkuat muscle memory dalam aktivitas fisik.Â
Dengan memahami keduanya, kita dapat lebih menghargai hikmah di balik struktur ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang membentuk pola repetitif serta menerapkannya di kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman, fokus, dan ketenangan batin.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI