Mohon tunggu...
Dimas FatihHanggara
Dimas FatihHanggara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Junjunglah ilmu setinggi mungkin

Opini

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Membentuk Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Covid-19

1 Mei 2020   16:22 Diperbarui: 1 Mei 2020   16:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit virus corona 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus 2 (SARS-COV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasikan pada desember 2019 di wuhan ibu kota provinsi Hubei China. Gejala-gejala umum termasuk demam, batuk, kelelahan, sesak napas, dan sakit tenggorokan

Waktu dari paparan hingga timbulnya gejala biasanya berkisar lima hari tetapi dapat berkisar dari dua  hingga empat belas hari.
Penyebaran virus ini sangat cepat, virus ini bisa menyebar melalui kontak dekat sering melalui tetesan kecil yang dihasilkan oleh batuk, bersin dan berbicara. Orang juga dapat terinfeksi dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah mereka

Salah satu langkah ataupun solusi yang mesti dilakukan oleh masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran virus corona atau covid-19 ini adalah dengan membiasakan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan selepas beraktivitas, serta menghindari hal-hal buruk lainnya yang berpotensi dapat merugikan kesehatan.  
kurangnya kesadaran masyarkat dalam menghadapi pandemic covid-19 khususnya di daerah Aceh Tenggara, hal ini Sangat merugikan masyarakat banyak, seperti yang dikatakan salah satu dokter di Aceh tenggara (Sabtu, 18-04-2020). "saya melihat kurangnya kesadaran masyarakat Agara menggunakan masker jika keluar rumah, mereka tau ada virus corona tetapi kesadaran mereka untuk melakukan hal-hal yang dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19 masih rendah. Ia juga menegaskan agar masyarakat untuk diam dirumah dulu agar dapat memutuskan penyebaran covid-19 ini.

Beberapa waktu belakangan ini banyak sekali orang-orang luar pulang ke Agara yang terpapar covid-19. Tidak ada rasa takut atau rasa khawatiran mereka akan adanya covid-19 ini didalam diri mereka, jika mereka sudah terpapar atau terinfeksi virus corona maka  mereka akan membawa virus corona itu ke kampung mereka.
Hal itu dapat menyebabkan penyebaran virus corona di tiap-tiap tempat semakin banyak. "padahal di perbatasan sudah dibuat posko-posko pemeriksaan orang-orang yang akan masuk ke Agara ini, tetapi itu kuang efektif jika tidak dibuat ruang isolasi agar ada efek jera di dalam diri mereka supaya mereka tidak bisa sembarangan keluar masuk lagi ke Agara ini. "unggah seorang pedagang di komentar facebooknya. (Minggu, 26-04-2020).

Beberapa waktu yang lalu ada 6 orang santri asal Agara bersekolah di pesantren Temboro Jawa Timur, pulang kampung ke Agara, mereka datang dari daerah yang sudah terkena virus Corona (Covid-19) bahkan wilayah tersebut sudah zona merah, hal ini membuat masyarakat Agara merasa resah. menyikapi berita tersebut Dr Bukhari selaku kepala RSU Agara bersama tim mengambil tindakan, berangkat menuju alamat ke 6 santri itu tinggal. Ke 6 santri tersebut di periksa melalui rapid test, foto thorax, Dan darah rutin. Hasil diagnosa menurut ketua satgas R.S.U Agara, Dr Rispan SpP ke 6 santri tersebut tidak bermasalah atau tidak mengarah ke Covid-19. Dan ke 6 santri tersebut di kembalikan ke desa-desa mereka.

Larangan mudik juga sudah di berlakukan oleh presiden Jokowi, jokowi beralasan masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik, hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan covid-19 di desa-desa sebab para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia. "pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang" kata jokowi

Covid-19 sudah menyebar di seluruh provinsi di Indonesia, jadi susah untuk mendata  jumlah pasien positif, meninggal, dan sembuh di seluruh pelosok negeri.
Dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan IT, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan meluncurkan aplikasi online berbasis web terkait pemantauan dan pemetaan perkembangan COVID-19 di Indonesia. Aplikasi ini menjadi pelengkap terhadap aplikasi pemantauan yang telah diluncurkan Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Covid19.

Masyarakat dapat mengakses aplikasi online ini di halaman http://pusatkrisis.kemkes.go.id/covid-19-id/ atau melalui situs resmi www.pusatkrisis.kemkes.go.id, adapun terdapat beberapa fasilitas dan fitur yang terdapat dalam aplikasi ini antara lain:
Data Pemantauan Harian

Informasi harian terkait pemantauan perkembangan kasus covid-19 di Indonesia terbagi dalam perkembangan kasus global, Indonesia sampai kepada data per provinsi tersaji dalam bentuk yang komprehensif (Data Kasus Terkonfirmasi, Jumlah Kasus Meninggal dan Kasus Sembuh).

Peta Spasial
Peta spasial dibagi menjadi dua type peta antara lain peta tematik sebaran perkembangan penyebaran covid-19 dan peta layer kasus COVID19 yang terdiri dari data jumlah kasus, layer kepadatan penduduk, layer rumah sakit rujukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun