Mohon tunggu...
AK Pometia
AK Pometia Mohon Tunggu... Freelancer - Perempuan Sederhana yang berpikir kompleks. Cinta Hasil Pikir dan Pelangi Kreativitas pada Guratan Pena.

A Wife ~ Mother of 2 Teenagers and a Blogger https://www.akpometia.com/ {akpometia@gmail.com}

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pekerja Informal Profesional, Mungkinkah?

2 November 2021   23:12 Diperbarui: 5 November 2021   03:45 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari mereka yang suaranya merdu, penguasaan alat musiknya juga lumayan bagus, totalitasnya terasa dan cukup interaktif. Biasanya tipe pengamen seperti ini membuat penumpang ringan tangan untuk memberi apresiasi berupa uang kepada sang pengamen.   

Lain lagi cerita pertemuan dengan pembersih kaca mobil informal, notabene selama ini belum pernah bertemu dengan pekerja yang serius dalam melakukan kreativitas menawarkan jasa kilat membersihkan kaca mobil di lampu merah. 

Kebanyakan bekerja serampangan, sekedar mengelap kaca mobil dengan lap yang warnanya sudah tidak jelas, terkadang sedikit mengintimidasi walaupun sudah terang-terangan menolak jasa mereka.  

Pengalaman pribadi tersebut hanya sebagian kecil contoh keseharian, di mana kita kerap bersinggungan dengan para pekerja informal. 

Sebagian kecil melakukannya dengan profesionalitas tinggi, sebagian yang lain bekerja dengan standar hasil yang rendah, serta sisanya hanya bekerja sekedarnya kalau tidak mau dibilang asal-asalan. 

Apresiasi berupa uang yang kita berikan pun pasti beragam alasannya, ada yang puas dengan pertolongannya, karena kasihan dan tidak tega, atau bisa jadi karena memang sudah menjadi kebiasaan untuk selalu memberi.  

Pekerja Informal - Sisi Unik Sebuah Negara

Sumber: You Tube Cerita Jalanan
Sumber: You Tube Cerita Jalanan

Fenomena di atas biasa terjadi di kota-kota besar. Pekerja informal bermunculan seiring dengan himpitan ekonomi dan kompleksitas masyarakat ibu kota, serta kesempatan yang  ditangkap dan diterjemahkan dalam bentuk kreativitas yang menghasilkan uang. 

Mulai dari Pak Ogah, baik yang solo karir maupun yang berkelompok, pengamen, tukang parkir, silver man (orang yang badannya dicat silver), arakan ondel-ondel, topeng monyet, ojek payung, odong-odong dan lain sebagainya.

Pekerja di sektor informal seperti tidak tertangkap radar pemerintah, ada tetapi tiada. Secara statistik, sektor informal dapat diterjemahkan sebagai sektor yang tidak terorganisasi dan tidak teratur, mayoritas legal tetapi tidak terdaftar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun