Saat ini, kita tengah hidup di era disrupsi, di mana ada banyak sekali profesi yang telah menghilang karena tidak dapat bertahan dengan gempuran perubahan zaman.
Bahkan, di masa mendatang aka nada lebih banyak lagi profesi yang tergantikan oleh teknologi canggih yang bertujuan untuk meminimaliisr adanya human eror.
Salah satu profesi yang terancam punah di masa mendatang adalah pustakawan.
Hal ini karena sudah ada tanda-tanda sejak dini yang menunjukkan bahwa profesi pustakawan tidak lagi penting di mata masyarakat.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya ladang profesi pustakawan sekolah yang diambil alih oleh para guru.
Selain itu, di masa sekarang, mayoritas masyarakat lebih senang mencari informasi lewat internet daripada ke perpustakaan.
Sehingga, eksistensi pustakawan pun kian meredup di tengah perkembangan zaman.
Maka dari itu, di sini saya akan mencoba membahas strategi pustakawan dalam menghadapi era disrupsi porfesi.
Seperti apa penjelasannya?
Simak terus pembahasan kali ini.
Menjadi Solution Maker
Sebuah perpustakaan dikatakan mempunyai koleksi yang lengkap jika informasinya mutakhir dan mampu memberikan solusi atas permasalahan dari penggunanya.Â
Supaya perpustakaan dapat berfungsi sebagai media informasi, maka pustakawan juga perlu berperan sebagai solution maker yang mampu mengubah informasi menjadi pengetahuan.
Sehingga, pengetahuan tersebut dapat dijadikan solusi atas berbagai kendala pencarian informasi yang dialami oleh pemustaka.
Social Librarian
Seorang pustakawan harus peka terhadap kebutuhan informasi masyarakat, dalam hal ini pustakawan harus memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Selain itu, pustakawan harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas agar mampu memberikan pelayanan informasi yang terbaik bagi penggunanya.Â
Sebagai sosial librarian, pustakawan harus mulai menggeser perannya, dari penyedia informasi menjadi pencipta pengetahuan, baik dalam pembelajaran, pendidikan, maupun penelitian.
Menjadi Pustakawan 4.0
Revolusi industri 4.0 merupakan suatu keniscayaan. Di era ini, pustakawan harus meningkatkan kompetensi, terutama kemampuan mengaplikasikan teknologi digital dalam membangun konten, memperluas jaringan dan meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi suatu isu/pesoalan.
Seiring dengan mobilitas teknologi digital, profesi pustakawan semakin memiliki tantangan-tantangan baru dalam mengelola informasi dan membangun branding dari perpustakaan, tentunya dengan kemasan digital.
Secara keseluruhan, yang diperlukan oleh pustakawan adalah kompetensi khusus, digitalisasi, bahasa asing (dalam hal ini bahasa koding juga termasuk).
Kenapa kita perlu mampu atau setidaknya mempelajari bahasa koding? Sebab, di masa sekarang, sudah banyak robot artificial intelligence yang digunakan oleh berbagai perusahaan atau instansi.
Contoh yang paling dekat yakni google yang mempunyai fitur google assistant. Fitur ini dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia dan membantu kita dalam menemukan informasi.
Contoh lainnya, ada pula robot AI yang mampu menulis berita seperti di New York Times dan Washington Post.
Menyikapi fenomena tersebut, sudah selayaknya pustakawan mulai berbenah dan mulai menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Dengan menerapkan beberapa strategi yang telah saya jelaskan di atas, semoga dapat memberi pencerahan pada pustakawan atau calon pustakawan agar mau dan mampu bergerak maju dan melakukan inovasi-inovasi yang mutakhir.
Semoga pembahasan artikel pada kali ini bermanfaat untuk anda semua. Salam literasi.