Mohon tunggu...
Ayudila Arioksa
Ayudila Arioksa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Motto: Lucidity and Courage

Hiduplah seperti air hujan yang lebih memilih tanah, daripada berdiam diri diatas langit. -arioksa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Goa dan Selendang Lena, Antigone

22 April 2021   13:16 Diperbarui: 22 April 2021   13:31 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Antigone "Begitulah goa itu yang setengah mirip kubur, setengah mirip kamar pengantin. Akan menjadi pembungkus jasadku. Itulah pintu gerbangku untuk masuk ke dunia seberang sana, di mana akan bisa kujumpa ayah, bunda dan seluruh keluarga. Kerna aku buntut bencana, maka ceritaku berlipat ganda.


Hidup belum puas aku jalani, setidak-tidaknya di akherat sana, aku akan disambut gembira oleh orangtua dan saudaraku. Ketika mereka wafat, akulah yang mensucikan jasad mereka. tapi kini kerna aku sucikan jasad Polyneiceis, beginilah jadinya. 

Lantaran menurut Creon aku membangkang, maka hilanglah kesempatanku untuk beranak dan bersuami. Diseret ke goa menuju kematian. kini satu saja hasratku; aku ingin bertanya apakah yang telah aku lakukan hingga bisa disebut dosa?


Tapi apa gunanya bertanya pada dewa? Apapula gunanya menginsyafkan sesame manusia! rupanya, upah kebajikan adalah kejahatan. Apabila memang begitu pendapat dewa tentang kesulitanku, maka aku memohon mati. Aku memang bersalah....tetapi bila ternyata menurut dewa, Creon yang salah, aku mohon semoga ia menderita bencana yang sama berat dengan deritaku"


Pengawalpun dengan paksa menarik Antigone kedalam gua dan Creon pun melihatnya penuh suka cita. Tak ada lagi kepala wanita yang kukuh pendirian berhadapan dengan dia. Dia telah terbebas dari orang-orang merasa benar. Sekarang dirinya berkuasa sesuka hatinya.

Creon kembali ke singgahsananya dan menghela napas untuk rencananya kedepan. Tak disangka dia diatangi ole seorang Nujum Terisias, dukun yang tak pernah salah nujumannya. Meskipun Terisias tua dengan tongkat kayu temannya memiliki  empat mata dan buta separuhnya. Namun kedatangan Teresias kali ini hanya boomerang ketakutan bagi Creon. 

Dia benci dengan perintah dan kemauan Terisias yang harus membuatnya terlihat kalah. Membebaskan Antigone dan menguburkan Polyneises. Bukannya mengiyakan kata Terisias malah dia mengutuk balik Terisias sebagi dukun yang ingin merampas uangnya.


Teireises "Hanya selang beberapa hari lagi, kamu akan membayar nyawa dengan nyawa, mayat dengan mayat. kamu telah mengubur nyawa yang mestinya hidup di dunia. Kamu juga telah menahan mayat di dunia sedang mestinya dengan khidmat harus diantar ke akherat. jadi ada dua hutangmu. Hutang nyawa akan kamu bayar dengan nyawa, hutang mayat akan kamu bayar dengan mayat.


Maka sebentar lagi rumah tanggamu akan berantakan. Ratap tangis akan keluar dari keturunanmu. Dan mereka harus membayar dua nyawa untukmu. Nah, marilah kita buktikan apakah tujumanmu ini diucapkan karena suapan.

 sangat parah taruhannya. tapi apakah kamu sendiri yang ajukan tantangan, Sekarang aku pergi. AKu sudah tua. tidak kuat menghadapi amanah orang muda"


Peringatan yang menyeramkan bagi Creon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun