Mohon tunggu...
Dikdik Wahyudin
Dikdik Wahyudin Mohon Tunggu... pengajar dan pelajar

senang memperhatikan hal-hal yang random

Selanjutnya

Tutup

Financial

APBN Ditopang Pajak 82%, Lalu ke Mana Hasil Alam Kita?

15 Juli 2025   17:00 Diperbarui: 15 Juli 2025   15:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
apbn (https://www.pajak.com/pajak/begini-makna-dan-perbedaan-apbn)

Saya membaca laporan keuangan negara dan tersentak: lebih dari 82% pendapatan negara datang dari pajak. Pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak kendaraan, pajak usaha kecil, hingga pajak rokok. Semua masyarakat, dari yang kecil sampai besar, ikut menanggung beban negara.

Lalu saya bertanya:

> Bukankah negeri ini kaya sumber daya alam? Tambang emas, batubara, nikel, minyak, gas bumi, dan kehutanan? Kenapa semuanya tidak terlihat dalam postur anggaran negara?

Pajak, Sang Penyangga Utama APBN

Tiap tahun, angka penerimaan pajak selalu menjadi sorotan utama pemerintah. Dalam APBN 2025, misalnya, dari total pendapatan negara yang mencapai lebih dari Rp 2.700 triliun, lebih dari Rp 2.300 triliun berasal dari pajak.

Artinya, setiap jalan dibangun, sekolah berdiri, atau subsidi disalurkan --- sebagian besar berasal dari kantong rakyat. Sementara itu, penerimaan negara dari sektor non-pajak, terutama SDA, hanya sekitar 15--17%.

Kekayaan Alam Besar, Tapi...

Indonesia dikenal sebagai negeri kaya SDA. Tapi dalam realitas APBN, kontribusi SDA mengecil. Apa penyebabnya?

Produksi minyak & gas menurun. Sumur tua makin banyak, eksplorasi baru lamban.

Tambang dikelola korporasi, negara hanya mendapat royalti atau bagi hasil kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun