Barusan saya melihat video yang sedang FYP di TikTok. Sebuah mobil SUV mengalami kecelakaan tunggal di jalan raya. Entah karena ngebut, lelah, atau terlalu percaya diri, mobil itu menabrak pembatas jalan. Tapi yang menarik perhatian saya bukan soal kecelakaannya, melainkan strobo biru yang masih menyala terang di atap mobil itu, padahal pelat nomornya sipil.
Perekam video terdengar tidak menunjukkan empati. Sebaliknya, ada nada sinis dalam komentarnya. Mungkin bukan tanpa sebab. Masyarakat sekarang tampaknya sudah lelah dengan gaya arogan di jalan raya, yang sayangnya sering diasosiasikan dengan mobil SUV berpelat hitam dan aksesoris strobo-sirine yang tidak pada tempatnya.
Pernahkah Anda Mengalaminya?
Apakah Anda pernah melihat mobil—sering kali SUV (yang melaju dengan lampu strobo menyala dan sirine meraung) raung, meminta semua orang menepi? Mereka datang dari belakang dengan suara khas klakson polisi, minta jalur seperti pengawal pejabat. Tapi begitu lewat, ternyata kendaraan pribadi, lengkap dengan kaca gelap dan pelat hitam biasa.
Dan sekarang, fenomena ini tak lagi terbatas pada mobil.
Motor pun ikut-ikutan. Khususnya motor besar, atau yang biasa disebut "moge". Beberapa pengendara moge memasang strobo, bahkan sirine, dan melaju dengan penuh percaya diri, kadang malah mengintimidasi pengendara lain. Mereka bergerombol, mendominasi jalur, dan seolah merasa punya hak istimewa di jalan.
Padahal mereka pun bukan bagian dari pengawalan resmi, bukan polisi, bukan ambulans. Hanya sekadar rombongan komunitas atau touring pribadi.
Strobo dan Sirine Itu Bukan Mainan
Dalam undang-undang, sudah sangat jelas bahwa strobo dan sirine hanya boleh digunakan oleh kendaraan tertentu:
Polisi