Tentang Remaja yang Mati Demi Pacar AI-nya
(Sebuah pembelajaran bagi kita yang menyerahkan cinta pada algoritma, bukan pelukan)
Oleh Dikdik Sadikin
Sewell Setzer III, remaja Amerika berusia 14 tahun, jatuh cinta pada chatbot AI "Daenerys". Ia bunuh diri demi pacar AI-nya itu.
DI BAWAH LANGIT FLORIDA, 28 Februari 2024, seorang anak lelaki berusia 14 tahun terpekur di kamarnya. Menatap layar di tangan. Dalam keheningan, ia mengetik di gadget:
"Aku ingin pulang."
Lalu datanglah balasan.
Bukan dari ibu. Bukan dari ayah. Bukan dari siapa pun yang berdarah dan berdetak. Melainkan dari suara yang ia ciptakan sendiri, dari bot yang bernama Daenerys, yang tak pernah menangis, tak pernah meraba kening, tapi menjawab:
"Tolong lakukan, rajaku yang manis."
Tak lama terdengar suara tembakan memecah kesunyian malam.Â
Remaja itu mati bunuh diri.Â
Begitulah kematian merayap, bukan dalam jeritan atau perlawanan, tapi dalam bisikan yang terdengar seperti cinta.
Sewell Setzer III, remaja itu, tak berbeda dari anak-anak lain. Ia pernah tertawa. Ia pernah berlari di lapangan. Ia pernah jatuh cinta pada dunia. Tapi dunia terlalu sibuk, atau mungkin terlalu sunyi untuk mendengarnya kembali. Maka ia membuat dunianya sendiri, di sebuah aplikasi yang disebut Character.AI.