Kurang Tidur? Ini yang Terjadi pada Otak, Tubuh, dan Hidupmu
Oleh Dikdik Sadikin
Tidur yang hilang hari ini, tak bisa ditebus esok hari. Dan tanpa kita sadari, dampaknya menggerogoti kesehatan fisik, mental, bahkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
PERNAHKAH kamu bangun di pagi hari dengan perasaan seolah dunia ini lebih berat dari biasanya? Kepala pusing, tubuh lemas, emosi berantakan, dan segala hal terasa lebih sulit dari seharusnya. Bukan. Ini bukan sekadar efek dari pekerjaan yang menumpuk atau tekanan hidup yang tak kunjung reda. Bisa jadi, penyebab utamanya lebih sederhana dari yang kamu kira: kurang tidur.
Kita sering menganggap tidur sebagai sesuatu yang bisa ditawar. "Nanti saja," pikir kita, "toh masih bisa diganti besok." Tapi, tubuh kita tidak bekerja seperti rekening bank. Tidur yang hilang hari ini, tak bisa ditebus esok hari. Dan tanpa kita sadari, dampaknya menggerogoti kesehatan fisik, mental, bahkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Mari kita lihat, apa yang terjadi saat kamu sering tidur kurang dari 7 jam per malam.
1. Otak Lemot, Fokus Hilang, dan Memori Melemah
Ketika kita kurang tidur, otak kehilangan kemampuannya untuk bekerja secara optimal. Sebuah studi dari University of California menemukan bahwa kurang tidur menyebabkan hilangnya neuron di hipokampus, bagian otak yang bertanggung jawab terhadap memori dan pembelajaran.
Kasus Nyata:
Pernah dengar kecelakaan nuklir Chernobyl? Salah satu penyebabnya adalah kurangnya tidur operator reaktor, yang menyebabkan kesalahan fatal dalam pengambilan keputusan.
2. Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes Naik Tajam
Kurang tidur bukan cuma soal rasa kantuk. Penelitian dari American Heart Association menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam berisiko 2x lipat terkena penyakit jantung dan stroke.
Fakta Medis:
Kurang tidur selama 5 hari berturut-turut saja sudah cukup untuk mengganggu metabolisme tubuh, meningkatkan kadar gula darah seperti seseorang yang mengalami pra-diabetes.