Mohon tunggu...
Dika Satria
Dika Satria Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dinilai Sebagai Sosok yang Peduli, Pospera Dukung Edy Rahmyadi Jadi Gubernur Sumut

21 November 2017   17:20 Diperbarui: 21 November 2017   17:28 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kepemimpinan merupakan sebuah tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap manusia, mulai dari dirinya sendiri hingga kepada orang banyak. Sebagai sebuah tanggung jawab, kepemimpinan tentu saja menuntut seseorang untuk memiliki sikap serta kemampuan yang mumpuni dalam menjalankan tugas kepemimpinan. Sisi kharismatik seorang pemimpin itulah yang membuatnya mampu mengayomi serta memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat. 

Tidak hanya unggul dari segi kepemimpinan, kecerdasan serta ketegasan saja, seorang pemimpin juga dituntut untuk memiliki sikap peduli terhadap rakyatnya. Seorang pemimpin harus memiliki empati dan sensitifitas terhadap kondisi rakyatnya. Selain itu juga harus dekat dengan rakyat yang sudah memberinya mandat dan amanah sebagai seorang pemimpin.

Sikap - sikap seperti inilah yang dinilai oleh komunitas masyarakat yang tergabung dalam Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Tuna Rungu Kota Medan ada pada diri Pangkostrad H. Edy Rahmayadi. Mereka merasa sangat bahagia dan senang dengan sambutan serta kepedulian Putra asal Sumut itu kepada mereka. Mereka berharap, sosok yang peduli akan nasib mereka seperti Edy Rahmayadi inilah yang nantinya memimpin mereka sebagai Gubernur Sumatera Utara. Dukungan kepada Edy Rahmayadi untuk menjadi orang nomor 1 di Sumut ini mereka tunjukkan melalu tanda tangan yang dikumpulkan usai HUT Pospera di Lapangan Benteng, (19/11).

Menurut Afni, salah seorang peserta jalan santai warga tuna rungu mengatakan bahwa saat ini kelompok tuna rungu di Sumatera Utara perlu perhatian pemerintah, bukan untuk dikasihani, melainkan diberikan ruang dan wadah untuk mandiri dan berkreatifitas.

"Warga tuna rungu kini bisa mandiri dan hanya butuh kesempatan. Masyarakat masih menganggap kami belum bisa apa-apa, padahal ini anggapan yang salah. Kami perlu penyesuaian sesuai dengan keterbatasan kami sebagaimana orang normal," ungkapnya.

Selama ini, komunitas Tuna Rungu di Kota Medan merasa kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Contohnya dalam memberikan wadah bagi mereka untuk mandiri dan berkreatifitas. Selain itu, ketersediaan fasilitas publik yang mendukung kaum disabilitas di Sumatera Utara juga terbilang masih sangat minim.

Mereka berharap, komunitas masyarakat penyandang disabilitas diberikan hak yang sama sebagai warga negara. Terlebih lagi, hak - hak mereka dalam kehidupan sosial ekonomi serta fasilitas umum merupakan hak para kaum disabilitas yang sudah dilindungi UU dan seharusnya lah disediakan oleh pemerintah.

Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi turut berbaur sekaligus menampung aspirasi mereka. Bahkan secara spontan Edy mengatakan akan siap membantu masyarakat pengandang disabilitas agar bisa hidup layak.

"Mestinya kita yang sehat ini harus membantu mereka, kita harusnya malu karena mereka lebih termotivasi. Saya akan bantu sebisa mungkin kedepannya agar mereka dapat hidup layak dan setara dengan masyarakat lain," kata Edy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun