Ketika seseorang menghadap Ka'bah, ia sebenarnya sedang berusaha menyusun kembali Rubik Takdir-nya. Ia berusaha menyelaraskan dirinya dengan pola-pola tatanan yang telah ditentukan oleh kehendak Tuhan.
Pernyataan Plato terhadap Konsep Ruang:
"Konsep ruang menyerupai teori dunia ide saya. Lauh Mahfudz dan Al-Qalam adalah bentuk ide yang kekal, sedangkan alam fisik adalah bayangannya. Membaca struktur ruang ini adalah usaha mengenali ide-ide abadi yang menjadi dasar dari semua kenyataan."
Pertanyaan Plato:
"Apakah ruang membuka jalan ke dunia ide?"
Jawaban:
Ya. Karena ruang adalah bayangan dari kehendak Tuhan, ia dapat menunjukkan bentuk murni. Pengalaman indrawi, jika diterima dalam kesadaran yang hening, dapat mengungkapkan pola-pola ilahi. Maka, tubuh bukan penghalang, tapi jendela untuk mengenali dunia ide.
Dalam konsep ini, akal yang tunduk pada wahyu menemukan bentuk-bentuk itu bukan karena menciptakannya, tapi karena ditunjukkan pada bentuk yang telah ada sejak azali. Akal diberi cahaya bukan untuk menghasilkan terang sendiri, tapi untuk mengenali pola terang yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Mengetahui.
Warisan Pemikiran
Gagasan Plato membentuk fondasi metafisika Barat dan memberi pengaruh besar pada teologi Islam dan Kristen. Teori dunia ide menjadi inspirasi bagi pemikiran tentang ruh, wahyu, dan realitas ilahi.
Pemikir Muslim seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Ghazali mengembangkan gagasan Plato dalam kerangka Islam, termasuk pemahaman tentang alam ruh, kesempurnaan ilmu Tuhan, dan keteraturan kosmik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI