Mohon tunggu...
Dieter Christopher
Dieter Christopher Mohon Tunggu... Pelajar -

Seorang pelajar yang masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemabuk

11 Juni 2018   22:18 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:28 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat, ia kembali membelinya. Hingga dibawanya sekian banyak botol itu. Kembali ia mengulangi rutinitasnya. Rutinitas yang sama sekali tak berguna. Harapannya mendapat kelegaan, maka dapatlah ia kelegaan akan sesaat. Sayang, ia tak mampu atau mungkin tak mau menyadari bahwa setelah semuanya itu berakhir, timbul kehausan. Kehausan yang mengacu pada kelegaan itu sendiri. Maka, kelegaan itulah yang jadi batu sandungannya. Kelegaan yang berasal dari hawa nafsu yang terpuaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun