Mohon tunggu...
rahmat hidayat
rahmat hidayat Mohon Tunggu... Guru - 🐵🐵🐵

😁

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Muhasabah Diri

2 September 2020   19:10 Diperbarui: 2 September 2020   19:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

di barisan paling belakang aku menatap seorang yang sedang bicara kepada kami.entahlah, aku tidak mengerti apa yang "iya" bicarakan, tapi yang pasti, aku adalah bagian dari kelompok ini.pikiranku melayang, membayangkan tentang perkumpulan ini.

sedang aku berkelahi dengan pikiranku. sontak ada yang sangat mengganjal dalam benakku.tentang perbedaan pendapat yang tidak mungkin bisa dibicarakan.

aku duduk menikmati berlalunya waktu, tanpa mengerti, akan apa yang ingin dilakukan selanjutnya.

gelisah setelah ahir perkumpulan ini tiba.

apakah ini yang disebut perkumpulan? apakah ini yang disebut diskusi? apakah ini, apakah ini?

se-dari awal aku mengerti tentang watakku, yang tak dapat dengan mudah menerima kehendak orang lain terhadapaku.

mungkin disinilah pembelajaran awal, bahwa terkadang kita tidak harus memberikan pendapat, terkadang kita harus menurut pada aliran air kemana kita akan dibawa.

perintah otakku sangatlah tajam, untuk mengutaran isi didalamnya. tapi nurani berkata lain. jalani dan nikmati saja, "toh"semuanya baik tidak buruk.
memang semuanya baik, tapi apakah kebaikan itu hanya putus dikata baik? apakah tidak ada kata (lebih baik lagi) harus ada hal-hal dalam diri ini untuk ditahan,bukan untuk dilawan. biarlah pikirku, aku hanya sebagian kecil dari perkumpulan ini. aku tidak mempunyai kompetensi dalam hal ini. diam adalah cara yang bijak menurutuku.

aku pulang masih dengan beban yang tidak aku ingini.

kembali kekamar dan merenungi arti dari semua ini, banyak yang perlu aku diskusikan dengan diriku sendiri.

satu hal yang pasti ingin kuketahui,sebagai seorang yang tidak mempunyai kuasa hanya sekedar pendengar tanpa dapat bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun