Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jakarta Purwakarta Memori Tak Terlupakan Bersama TVS

27 Agustus 2016   13:31 Diperbarui: 27 Agustus 2016   13:36 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa tanggal 23 Agustus 2016 merupakan pengalaman tak terlupakan dalam hidup. Karena baru kali ini menyusuri Jakarta ke Purwakarta pulang lagi ke Jakarta menggunakan sepeda motor. Tapi beruntung jalannya tidak sendiri karena bareng 10 Kompasianer dan teman-teman dari TMC (TVS Motor Community) Jakarta.

Pagi-pagi seperti biasa saya sudah bangun mandi dan shalat subuh untuk berangkat ke lokasi acara tetapi karena saya menginap di rumah saudara di bilangan Cijantung saya harus menunggu saudara bangun. Tetapi sayangnya mereka bangun lebih dari jam 6.30 saya mau berangkat tanpa pamit menggunakan ojek online rasanya tidak sopan selain itu dia mau nganterin saya sekalian mau service mobilnya.

TVS Dewi Sartika (Dokumen Pribadi)
TVS Dewi Sartika (Dokumen Pribadi)
Saya menjadi peserta terakhir yang datang ke TVS Dewi Sartika tetapi masih dalam waktu yang dijadwalkan yakni sekitar 8.30 karena jalanan menuju lokasi acara benar-benar padat merayap karena di jam-jam waktu karyawan berangkat kerja.

Setelah datang ke lokasi beberapa rekan-rekan blogger sudah dibagi perlengkapan touring seperti kaos, jaket, dan jas hujan dari panitia. Saya punkebagian merchandise dari TVS dan jaketnya langsung saya gunakan. Rasanya menggunakan jaket tersebut seperti riders sungguhan yang siap menyusuri jalanan.

Foto di TVS Dewi Sartika (Dokumen Pribadi)
Foto di TVS Dewi Sartika (Dokumen Pribadi)
Saya menyempatkan diri untuk foto di booth TVS Dewi Sartika disamping motor sport yang kemudian dibagikan di media sosial. Beragam komentar dan tanda suka pun berseliweran saat menggunakan jaket seperti pembalap tersebut.

Tidak berapa lama kami dikumpulkan dan diberikan arahan oleh Panitia dari Kompasiana, TVS dan TMC. Para kompasianer diingatkan untuk tetap menjaga kekompakan, kedisiplinan di jalan. Selain itu kami yang awam diberikan beberapa tanda dan petunjuk saat berada dalam rombongan touring.

Walaupun agak sedikit lama karena beberapa sepeda motor belum disiapkan oleh pihak TVS tetapi akhirnya peserta kebagian sepeda motor yang akan digunakan. Saya sendiri kebagian sepeda motor TVS Apache RTR 160.

Saat mengisi BBM full tank di SPBU (Dokumen Pribadi)
Saat mengisi BBM full tank di SPBU (Dokumen Pribadi)
Sebenarnya saya sudah lama tidak pegang sepeda motor berkopling lagi tetapi karena sepeda motor yang tersisa hanya TVS Apache RTR 160 akhirnya saya terima. Dan begitu digunakan langsung bingung karena sistem pengaturan giginya berbeda dengan sepeda motor yang saya gunakan sebelumnya.

Beberapa kali di perjalanan mesin sepeda motor sering mati karena belum menguasai pengaturan giginya. Tetapi setelah beberapa waktu akhirnya bisa dikuasai walaupun saya tidak berani selap-selip di jalanan Ibukota yang belum saya kuasai.

Saya sering tercecer dan tertinggal dengan rombongan karena selain pengaturan gigi TVS Apache RTR 160 yang belum dikuasai secara penuh juga karena kondisi jalanan yang sering macet. Melihat saya terpisah jauh dengan peserta lain akhirnya saya tukar posisi dengan Radja dari Kompasiana. Saya bonceng ke Kevin (Kompasiana) dan Radja menunggang TVS Apache RTR 160.

Kemacetan di Jakarta menuju Karawang (Dokumen Pribadi)
Kemacetan di Jakarta menuju Karawang (Dokumen Pribadi)
Karena merasa sudah tertinggal jauh dengan rombongan, akhirnya kami berempat Kevin, Radja dan Ratih (Lady Bikers TVS) menggunakan jalan pintas menuju ke Pabrik TVS yang berada di Karawang. Tetapi sampai di daerah Cibitung kami sempat berhenti sambil memantau peserta yang lain melalui WhatsApp K-TVS. Dari informasi di WA, ada rekan Kompasianer yang ditilang polisi yakni Dzulfikar A’lala karena sepeda motornya tidak dilengkapi dengan surat-surat.

Tetapi beruntung berkat kesigapan panitia dari TVS dan TMC akhirnya permasalahan dengan polisi terselesaikan dengan baik. Kami berempat menunggu rekan-rekan hampir setengah jam di sekitar Cibitung. Setelah semuanya kumpul kahirnya kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pabrik TVS.

Kami sempat berhenti untuk membeli minuman di mini market karena cuaca yang begitu terik. Kami ditraktir sama mas Baskoro dan rekan Kompasianer lain. Setelah ahli hisap menghabiskan sebatang rokoknya kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Pabrik TVS di Karawang.

Makan siang di Kantin TVS (Dokumen Kompasiana)
Makan siang di Kantin TVS (Dokumen Kompasiana)
Sesampainya di Pabrik TVS Karawang, kami langsung digiring ke Kantin Karyawan untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh Pihak TVS. Setelah makan siang kami langsung menunaikan ibadah shalat duhur dan ashar di jama taqdim karena perjalanan masih jauh.

Selepas itu kami langsung menuju Pabrik TVS untuk melihat proses pembuatan sepeda motor TVS. Di bagian depan kami sempat melihat semua produk dari TVS, mulai dari sepeda motor matic, motor bebek, sepeda motor sport seperti Max 125, Max Semi Trail, Apache RTR 200 4V dan lain-lain.

Produk yang banyak menarik perhatian blogger Kompasianer adalah TVS Apache RTR 200 4V dan TVS RockZ 125 yang memiliki pemutar musik dengan menggunakan Flashdisk dan juga bisa digunakan untuk mengisi daya baterai ponsel penggunanya.

Sepeda motor buatan TVS (Foto Pribadi)
Sepeda motor buatan TVS (Foto Pribadi)
Kami diajak melihat proses pengetesan durability, perakitan mesin.  pengecatan (painting), proses pemasangan stiker striping, spare part sepeda motor, perakitan motor secara utuh,pengemasan unit ekspor, sampai sesi testride di lintasan yang dibuat khusus oleh TVS. Saya hanya menikmati pemandangan dan melihat rekan-rekan test ride dan asyik ngobrol dengan rekan blogger kelahiran Aceh yakni Zulfikar Akbar yang notabenenya wartawan Sepakbola.

Puas berkeliling pabrik TVS, kami berpamitan kepada petugas yang mengajak kami jalan-jalan mengelilingi pabrik TVS, tetapi ketika kami akan foto bersama dengan blogger, dua orang petinggi TVS keluar salah satunya adalah Direktur TVS dan dia sempat berbincang dengan beberapa rekan blogger sambil menanyakan banyak hal termasuk peluncuran sepeda motor hybrid.

Uji ketahanan sepeda motor TVS (Dokumen Pribadi)
Uji ketahanan sepeda motor TVS (Dokumen Pribadi)
Setelah foto bersama Kompasianer dengan TMC di halaman gedung TVS kami melanjutkan perjalanan menuju tempat kami menginap yakni Resort Giri Tirta Kahuripan di Wanayasa Purwakarta. Dari sini saya mulai mengendarai sepeda motor TVS kali ini TVS Max 125 yang lebih pas ditangan dan posisi saya.

Mengingat kami keluar bersamaan dengan jam pulang karyawan pabrik akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jalan alternatif menuju ke Purwakarta. Berkilo-kilo meter kami menyusuri jalanan sempit tetapi pemandangan alamnya sangat menawan. Andai saja tidak terburu-buru akan banyak spot-spot yang menarik untuk difoto.

Rekan-rekan Kompasianer TVS Joy Ride kali ini adalah mereka yang taat beribadah. Tepat waktu shalat magrib kami berada di dusun Krajan Desa Curug Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Rombongan motor ini langsung menuju ke parkiran Masjid Jamie Al Ikhlas untuk menjalankan ibadah shalat magrib.

Riders istirahat selepas shalat maghrib (Dokumen Pribadi)
Riders istirahat selepas shalat maghrib (Dokumen Pribadi)
Masyarakat yang akan menuju ke masjid pun sedikit merasa aneh karena jarang ada rombong sepeda motor yang berhenti saat memasuki waktu shalat. Mereka mengira kami adalah rombongan geng motor yang sering membuat ulah tetapi ternyata tidak demikian.

Selepas shalat maghrib kami dan rombongan langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Kami berhenti sejenak di pusat kota Purwakarta, tetapi saat rombongan bagian depan sudah berangkat ada rekan kami yang sepeda motornya mogok. Saya dan beberapa rombongan yakni Pak Budi dan mas Dewa dari TMC berhenti untuk memperbaiki sepeda motor tersebut.

Tidak berapa lama kami pun langsung melanjutkan perjalanan. Disini kami berpisah dengan rombongan. Saya sebagai blogger hanya mengikuti tim dari TMC tetapi ternyata mereka juga belum memahami arah menuju ke lokasi tempat menginap tersebut. Kami sempat tersesat hingga menuju ke pintu tol Jatiluhur Purwakarta.

Home stay Resort Giri Tirta Kahuripan Purwakarta (Dokumen Pribadi)
Home stay Resort Giri Tirta Kahuripan Purwakarta (Dokumen Pribadi)
Tetapi akhirnya kami mencari sendiri jalan menuju ke Resort Giri Tirta Kahuripan. Ditengah kebingungan mencari lokasi tempat menginap kami akhirnya mendapat pertolongan dari bikers Purwakarta bernama Hendri.

Dia melihat selintas ada bikers yang sedang kebingungan di pinggir jalan dengan melambaikan tangan mas Dewa akhirnya dia berhenti dan berputar arah. Saat diminta bantuan untuk menunjukkan arah ke tempat yang dituju, dengan nada rendah dia siap membantu. Kami bertiga akhirnya diantar oleh Bikers sejati ini hingga jalan masuk menuju ke Resort Giri Tirta Kahuripan.

Untuk menghargai kebaikan bikers dari Purwakarta ini, Pak Budi memberikan kenang-kenangan berupa kaos kepada Hendri dan tidak sungkan-sungkan memberikan nomor handphone jika dia membutuhkan bantuannya saat berada di Jakarta. Ternyata masih ada bikers yang peduli dan membantu orang lain tidak seperti yang selama ini saya bayangkan gumam dalam hati.

Rupanya kami sudah ditunggu teman satu kamar yang tidak lain Dzulfikar A’lala. Rekan blogger dari Tangerang ini dulunya berprofesi sebagai guru tetapi kini dia berpindah haluan bekerja di salah satu website traveling ternama di Indonesia.

Penampakan makhluk manis saat makan malam (Dokumen Pribadi)
Penampakan makhluk manis saat makan malam (Dokumen Pribadi)
Setelah itu kami makam malam di Restoran yang lokasinya cukup jauh dari Home stay, tetapi karena perut sudah keroncongan kami pun bergegas ke sana. Sesampainya di Restoran kami langsung mencari piring, sendok dan garpu. Nantinya piring tersebut  siap diisi dengan lauk pauk yang telah dipesan oleh Panitia.

Saat akan mengambil makanan kami melihat penampakan sosok makhluk manis yang muncul di hadapan kami. Tak pelak makhluk manis tersebut langsung diserbu para om-om yang kesepian dan langsung menanyakan namanya. Dari bibirnya yang manis dia mengatakan bahwa namanya adalah Hera.

Kami pun langsung membawa makanan tersebut ke meja makan bersama rekan-rekan lainnya. Perbincangan seru seputar gadget dan kehidupan anak mengalir deras dari Om Didiet dan Zulfikar Akbar sampai tak terasa makanan yang ada di depan sudah habis.

Setelah santap malam beberapa rekan TBI Karawang datang dan diperkenalkan oleh Panitia. Termasuk tim dari TVS yang ikut jalan bersama rombongan kami pun diperkenalkan kepada kami. Keakraban sesama peserta mulai mengalir apalagi ada sesi tanya jawab dan kesan dan pesan setelah menggunakan sepeda motor TVS.  

Saya masih sempat membuka laptop dan menulis blog karena ada pesanan tulisan, dari pada bingung mencari sumber akhirnya saya mempublikasikan tulisan tersebut di blog pribadi. Jelang setengah satu malam mata ini sudah tidak tahan menahan kantuk dan akhirnya tertidur pulas.

Pagi-pagi saya terbangun karena kumandang adzan sudah bersahutan di sekitar Home stay Resort Giri Tirta Kahuripan. Walaupun gelap-gelapan karena aliran listrik terputus, saya pun mandi dan wudhu untuk shalat shubuh.

Suasana pagi masih berkabut (Dokumen Pribadi)
Suasana pagi masih berkabut (Dokumen Pribadi)
Saat membuka jendela dan pintu home stay ternyata di luar kabut sangat tebal menyelimuti kawasan ini. Memang pantas orang-orang menyebutnya sebagai Puncaknya Purwakarta. Udaranya pun sama sejuknya dengan daerah Puncak.

Tepat jam 7 kami berempat langsung menuju ke restoran untuk sarapan pagi. Sesampainya di Restoran pemandangan begitu menakjuban terutama saat melihat kolam renangnya. Kalau dilihat dari sisi seolah-olah kolam renang ini berada di atas awan makanya kolam renang Resort Giri Tirta Kahuripan ini disebut dengan Skypool.

Karen perut sudah keroncongan akhirnya kami memutuskan sarapan pagi terlebih dahulu bareng Zulfikar Akbar dan Eno, sementara Dzulfikar A’lala sibuk mengabadikan gambar menggunakan kamera actionnya dan kembali ke kamar untuk mengambil peralatan renang.

Setelah sarapan pagi beberapa blogger sudah mulai menceburkan dirinya di kolam renang, seperti Bang Aswi, mas Satto dan lain-lain kemudian diikuti oleh rekan blogger dan riders dari TVC yakni mba Ratih.

Santai di pinggir skypool Giri Tirta Kahuripan (Dokumen Pribadi)
Santai di pinggir skypool Giri Tirta Kahuripan (Dokumen Pribadi)
Semakin siang semakin banyak rekan-rekan Kompasianer yang ikutan berenang, termasuk mas Arif Khunaifi, Didiet, dan lain-lain. Sementara kami berbincang seru di pinggir kolam renang dengan Eno dan Zulfikar Akbar tentang literasi, film, blogger dan lain-lain.  

Semakin siang rekan-rekan yang habis renang baru masuk ke restoran untuk makan pagi sementara saya, Eno dan Zulfikar Akbar mencoba wahana yang akan mengajak kami untuk menikmati agrowisata Giri Tirta Kahuripan.

Sepenjang perjalanan sopir kendaraan yang mengantar kami berkeliling sangat humoris, kalau diikutsertakan dalam standup Commedy sepertinya bisa masuk nominasi. Maka tidak heran selama perjalanan kami sering tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan dari supir wahana tersebut.


Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan tanaman berbagai macam buah seperti manggis, lengkeng, matoa, durian serta tumbuhan lain seperti kolang-kaling, kayu manis, jengkol dan lain-lain. Kebun yang ada di Resort Giri Tirta Kahuripan seluas 40 hektar dimana pemiliknya adalah salah seorang anggota BIN (Badan Inteligen Negara).

Selain buah-buahan dan tanaman, di tempat ini terdapat pula berbagai binatang seperti Buaya, Rusa, Burung, Siamang, dan yang menarik perhatian adalah ikan Arapaima dengan panjang sekitar 1 hingga 1,5 meter yang biasanya hidup di sungai Amazon. Oleh karena itu untuk melihat seberapa besar ikan ini sebaiknya Anda membawa roti untuk memberi makan ikan Arapaima.

Puas melihat pemandangan, dan ngakak sepanjang perjalanan akhirnya kami kembali ke home stay. Dijadwalkan jam 11 kami akan berangkat ke Waduk Jatiluhur. Tetapi karena beberapa rekan belum puas mencoba sepeda motornya akhirnya baru sekitar pukul 12-an kami berangkat ke Waduk Jatiluhur.

Waduk Jatiluhur Purwakarta (Dokumen Pribadi)
Waduk Jatiluhur Purwakarta (Dokumen Pribadi)
Walaupun sudah pernah berkunjung ke Waduk Jatiluhur tetapi masih tetap penasaran dengan situasi dan kondisi sekarang. Ternyata Waduk Jatiluhur sekarang lebih tertib dan tertata rapih. Mungkin salah satu alasannya karena tempat ini akan menjadi tempat pelaksanaan PON XIX yang menjadi tuan rumah adalah propinsi Jawa Barat.

Melihat ada tukang maranggi rekan kompasianer mas Widianto Didiet langsung memesan sate maranggi. Setelah matang langsung dikerubuti rekan-rekan blogger kompasianer yang memang sudah mulai lapar. Tidak cukup sekali mas Didiet langsung memesan kembali karena yang nimbrungnya banyak.

Setelah beristirahat sejenak akhirnya kami menuju ke restoran yang berada di dekat Waduk Jatiluhur. Di tempat ini kami memesan makanan yang sama yakni nasi timbel dengan lauk ayam, tahu tampe goreng, sayur asem, lalapan dan sambal terasi. Menu tradisional ini sangat menggugah selera sehingga banyak makanan yang tidak tersisa.

Makan siang di sekitar waduk Jatiluhur (Dokumen Pribadi)
Makan siang di sekitar waduk Jatiluhur (Dokumen Pribadi)
Di tempat ini panitia menyiapkan game, tetapi gamenya bukan permainan seperti biasa melainkan kuis yang sudah disiapkan mas Rio dan Arman dari TVS. Salah satu pertanyaan yang saya jawab dengan benar adalah tipe motor TVS yang digunakan dalam acara TVSJoyRide.

Pertanyaan kedua yakni konsumsi BBM untuk sepeda motor TVS Max 125 dijawab dengan benar oleh Eno yakni 1:55, sementara bang Aswi bisa menjawab warna sepeda motor Dazz yakni merah muda atau Pink, pertanyaan yang lain dijawab dengan benar oleh mas Baskoro dan dari komunitas TVC.

Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Panitia tersebut mendapatkan hadiah tambahan sebesar Rp.300.000,- lumayan untuk pengganti transportasi dari Indramayu ke Jakarta dan kembali lagi ke Indramayu.

Jadwal keberangkatan dari Jatiluhur ke Jakarta pukul 16.00, ada waktu sekitar 1 jam peserta beristirahat sejenak di saung-saung yang ada di sekitar waduk Jatiluhur sambil melihat pasangan yang sedang melakukan foto prewedding.

Menjelang pukul 4 sore kami bersiap kembali untuk kembali ke Jakarta. Rombongan kali ini dipandu oleh Kang Agus montir ternama dari daerah Kosambi Karawang. Dia memiliki pengalaman yang sangat banyak tentang keluhan berbagai sepeda motor. Sehingga kami merasa tenang saat berada di perjalanan.

Mampir di rumah Kang Agus (Dokumen Pribadi)
Mampir di rumah Kang Agus (Dokumen Pribadi)
Kami melintasi jalan pintas tidak ke pusat kota Purwakarta, dan sampai di rumah kediaman Kang Agus di Kosambi Karawang. Tapi ada beberapa peserta yang sudah tercecer seperti Pak Budi dari TMC yang kemudian menunggu sendirian di tempat yang sudah dijanjikan.

Memasuki jalanan yang agak lengang dan jalanan lurus, semua peserta mencoba gaspol kendaraannya masing-masing. Sepeda motor yang saya kendarai berhasil menyentuh kecepatan tertinggi dikisaran 100-105 km/jam, sementara beberapa rekan bahkan bisa mencapai kecepatan 120 – 125 menggunakan sepeda motor Apache RTR200 4V.

Di daerah Bekasi rombongan terpencar menjadi dua rombongan, saya, mas Baskoro, Pak Budi, mas Yusef, mas Dewa tergabung dengan rombongan yang melalui jalan pintas, sementara rekan-rekan yang lain melalui jalan utama.

Ternyata saat berada di kisaran pintu tol Bekasi kendaraan tidak bisa bergerak sama sekali. Kami dan rombongan beristirahat sejenak sambil menikmati roti dan minuman pemberian dari panitia. Selang beberapa menit kemudian Eno dan mas Kelik datang, setelah itu jalanan sudah agak longgar, kami pun melanjutkan perjalanan.

Jalanan menuju ke TVS Dewi Sartika masih macet walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 an. Mungkin ini yang menyebabkan masyarakat di perkotaan tingkat stresnya lebih tinggi. Karena dari mulai berangkat harus pagi-pagi, kemudian tekanan di pekerjaan, pulang pun dihadapkan dengan kemacetan.

Konsumsi BBM sangat irit untuk TVS Max 125 (Dokumen Pribadi)
Konsumsi BBM sangat irit untuk TVS Max 125 (Dokumen Pribadi)
Setelah melakukan aksi selap-selip di kemacetan dari Bekasi menuju ke Jakarta, akhirnya rombongan kami sampai lebih dahulu dibandingkan dengan rekan-rekan yang menyusuri jalanan utama. Sehingga kami memiliki waktu santai lebih lama. Sambil mengecek bahan bakar motor TVS Max 125 yang saya kendara. Edan BBM yang habis hanya sedikit sekali. 

Sebelum kembali ke rumahnya masing-masing, seluruh peserta, tim pengawal dari TMC, panitia dan TVS mengungkapkan kesan dan pesannya. Menariknya semua peserta merasa puas dengan kegiatan ini walaupun ada beberapa kekurang seperti tidak adanya buku petunjuk, dan peta menuju ke lokasi tetapi semuanya merasa senang mengikuti kegiatan ini. Salam hangat dari Kompasianer Indramayu untuk rekan-rekan TVSjoyRide.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun