Yang menjadi persoalan dan aneh tiba tiba kasus Dina Fitria kepala SMAN 1 Cimarga dihubungkan dengan organisasi guru PGRI. Banyak komentar yang menyudutkan organisasi guru tertua dan terbesar PGRI.
" PGRI tidur, PGRI banci, mana suaranya", Â Begitu ucapan warga net dalam aplikasi Instagram, bernada sewot.
"PGRI sedang sibuk mencari duit untuk HUT nya", Â Tambah warga net lainnya .
"Harusnya PGRI demo Gubernur Banten" Lanjut yang lain
"Lindungi anggota mu, wahai PGRI" katanya lewat aplikasi WhatsApp.
Komentar komentar warga net ditujukan untuk PGRI terkait kasus dipecatnya kepala SMAN 1 Cimarga, wajar dan dapat dimaklumi. Warga net hanya tahunya organisasi guru itu PGRI, Â karena hanya PGRI yang biasanya maju didepan bila membela guru. Padahal di Indonesia ada 100 an lebih yang mengaku dirinya organisasi guru, tetapi tidak satu komentar pun dialamatkan ke organisasi guru selain PGRI.
Apakah  PGRI Diam?
PGRI sudah mahfum, setiap ada kasus Guru maka PGRI lah yang dihujat. Padahal seringkali PGRI mengadvokasi guru yang terkena masalah tidak teriak teriak, tidak grasa grusu. PGRI mengadvokasi tidak memandang guru itu anggota PGRI atau bukan. Guru negeri atau guru swasta, guru tetap atau guru honorer. Sepanjang bisa dibantu PGRI melalui LKBH selalu mendampingi guru baik diminta maupun tidak.
Prosedur pembelaan terhadap guru oleh PGRI dengan metode senyap, terukur dan  persuasif. Bila pendekatan senyap belum berhasil, maka bisa juga lewat bentuk lain seperti aksi damai. Kalaupun aksi senyap hingga aksi belum juga berhasil, LKBH siap berperkara di Pangadilan bila untuk melindungi sekaligus membela guru..
Penyelesaian kasus SMAN 1 Cimarga
"Damai itu indah" begitu pesan singkat disampaikan oleh  Ketua LKBH PB PGRI Abdul Waseh Hasas melalui aplikasi WhatsApp kepada ayah didi.
Abdul Waseh Hasas disamping Ketua PB PGRI, sehari hari dinas di Pemerintahan Kabupaten Lebak, tentu mempunyai hubungan emosional atas kasus yang menimpa guru Dina Fitria kepala SMAN 1 Cimarga .