Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benarkah, Dongeng Kancil Mencuri Mentimun, Membuat Indonesia Banyak Koruptor

2 Oktober 2025   20:34 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:34 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi koruptor sedang membawa uang dollar hasil Korupsi didepan pengadilan. Koruptor pakai jas dan dasi karena orang terpandang. Sumber dok

Benarkah, Dongeng Kancil Mencuri Mentimun. Membuat Indonesia Banyak Koruptor ?

Indonesia menjadi negara sarang korupsi ,tercermin dari Indeks persepsi korupsi bangsa Indonesia menduduki angka 37 /100 pada tahun 2024 dan 34/100 pada tahun 2023

Zaman orde Baru partai komunis adalah bahaya laten bangsa Indonesia, sedangkan zaman reformasi  bahaya latennya bangsa Indonesia adalah korupsi. Disebut Korupsi merupakan bahaya laten karena hingga saat ini belum bisa diatasi. Komunis dan Korupsi sama sama perlu  diwaspadai karena berbahaya.

Beberapa penyebab korupsi di Indonesia antara lain ,

1. Penyalahgunaan Kekuasaan,          Korupsi sering terjadi karena penyalahgunaan kekuasaan politik dan tidak ada pengawasan yang efektif. Malah seringkali pengawas nya ikut kongkalikong dengan Koruptor

2. Lemahnya Sistem Peradilan,     Peradilan dan lembaga penegak hukum yang tidak independen dan transparan memungkinkan korupsi berkembang.

3. Penyempitan Ruang Partisipasi Publik. Sistem yang korup membatasi partisipasi publik dan memperparah masalah keadilan sosial.

4. Kurangnya Komitmen Pemimpin, Pemimpin nasional dan pejabat terpilih tidak menunjukkan komitmen kuat untuk memberantas korupsi. Kadang kadang pejabat yang terpilih seperti Gubernur dan Bupati Walikota ikut terlibat korupsi.

Wajar bila Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2023 berada di skor 34/100 dan peringkat 115 dari 180 negara yang disurvei.

Transparency International Indonesia menyerukan pemerintah, parlemen, dan lembaga penegak hukum untuk menjamin kualitas demokrasi dan memberantas korupsi untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial. Pada tahun 2024, Indonesia mencetak 37 poin dari 100 pada Indeks Persepsi Korupsi, menunjukkan tantangan serius dalam pemberantasan korupsi.

Terus kenapa angka korupsi di Indonesia makin hari makin marak? Apa karena hukumnya tidak berjalan atau apa karena penegak hukumnya yang kurang bagus.

Dari sekian alasan mengapa di Indonesia masih banyak orang orang Korupsi, salah satu alasannya karena sejak kecil orang Indonesia biasa mendengar kata kata mencuri dan menipu.

Ayah didi sedikit tercengang setelah mendengar cerita dari sahabat ku, seorang mantan kepala sekolah tentang korupsi di Indonesia.
"Korupsi di Indonesia marak dan susah diberantas akibat orang Indonesia dari kecil sudah di kenalkan tentang bagaimana cara mencuri" katanya sambil terkekeh, seakan sedikit mencela.

"Anak anak sejak kecil sudah di bacakan dongeng tentang Si Kancil Mencuri Mentimun " lanjutnya.

Perlu diketahui banyak cerita atau kisah inspiratif yang ditutur oleh orang tua kepada anak anak nya. Cerita atau dongeng merupakan bentuk komunikasi interaksi yang baik antara orang tua dengan anak anak. Biasanya dongeng dibacakan setiap anak anak mau tidur. Salah satu dongeng yang favorit adalah cerita tentang Si Kancil Mencuri Mentimun. Cerita si Kancil Mencuri Mentimun bisa di bacakan berulang ulang setiap anak mau tidur.

Menurut teman ayah didi yang menjabat kepala sekolah negeri terfavorit di Jakarta dan  sekarang tinggal di Ciputat, ada kemungkinan orang korupsi karena sejak kecil diawali dengan dongeng tema mencuri, seperti Kancil Mencuri Mentimun. Coba kalau dongengnya bertema  tentang orang orang jujur dan hebat di dunia,  mungkin akan terinspirasi oleh orang jujur dan orang hebat.

Menurutnya selain dongeng tentang Si Kancil Mencuri Mentimun ada juga dongeng tentang Kura kura dan Si Kera. Yang satu cerita  tentang mencuri yang satu nya lagi cerita tentang menipu. Kedua dongeng ini sangat populer di kalangan masyarakat. Bisa jadi masyarakat terbentuk menjadi pencuri dan penipu.

Sebenarnya pesan moral yang ingin disampaikan dalam dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun maupun Kura kura dan Si Kera adalah bahwa perbuatan mencuri dan menipu adalah perbuatan tercela dan tidak boleh dilakukan.

Ayah didi sertakan cerita si kancil.

Dongeng Kancil Mencuri Mentimun

Pada suatu masa, hiduplah seekor kancil yang terkenal sangat cerdik. Walaupun tubuhnya kecil, akalnya selalu bisa mengalahkan hewan-hewan lain di hutan. Namun, ada satu sifat buruknya: ia suka sekali mencuri makanan.

Di pinggir hutan, seorang petani menanam banyak sekali mentimun. Mentimun-mentimun itu tumbuh subur, hijau, dan ranum. Melihat itu, kancil menelan ludah.

"Hmm... segarnya mentimun itu! Kalau aku bisa makan, pasti perutku kenyang sekali," pikirnya.

Malam hari, ketika petani tertidur, kancil masuk ke kebun. Ia melompat, mengendap-endap, lalu menggigit mentimun yang segar.
"Wah, manis sekali! Besok aku datang lagi!" serunya sambil berlari pulang.

Namun, lama-kelamaan petani curiga. Setiap pagi, banyak mentimun hilang.
"Siapa pencuri ini? Besok akan aku pasang perangkap," kata petani kesal.

Keesokan malamnya, kancil datang lagi. Ia tidak tahu bahwa di kebun sudah dipasang orang-orangan sawah yang dilumuri getah lengket.
"Wah, ada orang di kebun ini? Hihihi, aku tidak takut!" kata kancil. Ia menghampiri orang-orangan itu dan menyapanya,
"Hai, siapa kau? Kenapa diam saja? Kau marah padaku ya?"

Orang-orangan itu tentu saja tidak menjawab. Kancil makin kesal.
"Kalau kau diam, akan kupukul kau!" teriaknya.

Kancil menendang orang-orangan itu. Tetapi kakinya malah terjebak di getah lengket! Ia mencoba melepaskan dengan tangan depan, lalu tangan belakang, tetapi semuanya ikut lengket. Akhirnya tubuh kancil menempel dan tidak bisa lepas.

Pagi harinya, petani datang dan tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha! Ternyata kau pencurinya, kancil licik! Sekarang kau tidak bisa lari lagi!"

Kancil bergetar ketakutan. Tapi ia cepat berpikir. Dengan suara lirih ia berkata,
"Pak Petani, jangan hukum aku. Lebih baik lemparkan saja aku ke sungai. Aku tidak tahan air, aku akan mati tenggelam..."

Petani berpikir, "Oh, begitu? Kalau kubuang ke sungai, dia akan mati. Bagus!"
Tanpa ragu, petani melemparkan kancil ke sungai.

Begitu masuk air, kancil justru berenang dengan lincah sambil tertawa.
"Hahaha! Terima kasih, Pak Petani! Air adalah sahabatku! Lain kali jangan mudah ditipu!"

Kancil pun menghilang, meninggalkan petani yang hanya bisa mengelus dada.

Masa iya , korupsi di Indonesia terinspirasi dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun? Wa Allahu bisawab .

Bisa iya tetapi lebih banyak tidaknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun