Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kenapa Rumah Makan Sunda Selalu Ada Lalapan?

10 Mei 2025   21:07 Diperbarui: 14 Mei 2025   08:52 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Henry Saragih,ayah didi dan Idris didepan rumah makan Lisa. Sumber dokpri 

Hari itu kami berempat, ayah didi, Bang Henry Saragih, Bung Idris Idham serta  supir menggunakan kendaraan pribadi jenis SUV dari Bogor meluncur ke Indramayu. 

Tepat pukul 14.00 setelah makan siang dari pusat pelatihan dan pendidikan pertanian SPI di Ciampea Kabupaten Bogor, kami berempat pergi ke Indramayu. 

Melewati jalan Atang Sendjaja kemudian masuk kota Bogor menuju pintu tol Yasmin tol  lingkar Kemudian masuk jalan tol Jagorawi.

Sebelum masuk pintu tol Yasmin supir menepikan kendaraan untuk mengisi Kartu E toll di sebuah supermarket. Kesempatan tersebut dipergunakan oleh ayah didi untuk belanja minuman dan makanan kecil untuk bakal cemilan di jalan. Baik toll Jagorawi maupun toll Cipali jalanan lengang hingga menuju pintu toll Kertajati perjalanan ditempuh kurang dari 4 jam saja.

Keluar Toll pintu Kertajati supir mengarahkan kendaraan nya ke pintu masuk Bandara internasional Jawa Barat Kertajati.

"Ingin melihat seperti apa isi Bandara yang heboh ini," celetuk supir berbadan gempal berkacamata hitam kelahiran Kota Pati Jawa Tengah.

Hidangan menu ala Sunda, sumber dokpri 
Hidangan menu ala Sunda, sumber dokpri 
Setelah mengambil waktu sedikit mengelilingi area bandara yang sepi supir menuju pintu keluar kemudian  ke arah Barat menuju Kota Jatibarang.

Sesampainya di jalan  pertigaan desa Jati tengah Kecamatan Jatitujuh yang bila lurus menuju ke lokasi Pabrik Tebu PT Rajawali sedangkan arah kanan menuju desa Bodas Kabupaten Indramayu.

Persis di pertigaan sisi kanan arah menuju Desa Bodas searah dengan sungai irigasi terdapat sebuah warung makan yang terkenal. Sore itu warung makan ramai dikunjungi pelanggannya, hal ini terlihat dari deretan kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang terparkir di halaman rumah makan.

Sayang nya supir sedikit lambat untuk mengambil keputusan berhenti di parkir rumah makan. Hal ini terjadi disamping lokasi rumah makan berada di sisi kanan begitu juga Bang Henry Saragih telat memberi tahu untuk berhenti. Akibatnya mobil berhenti 50 M agak jauh dari tempat parkir  rumah makan. 

Alasan waktu magrib sudah masuk dan ingin cepat sampai tempat penginapan di Jatibarang maka Bang Henry Saragih membatalkan mampir di rumah makan tersebut.

"Tolong nanti diingatkan, bila pulang balik ke jakarta wajib mampir di rumah makan itu" pinta Henry Saragih tokoh Serikat Petani Indonesia mengingatkan.

Perlu diketahui rumah makan yang dimaksud oleh Bang Henry itu untuk dihampiri saat pulang ke Jakarta, rupanya tempat makan langganannya. 

Henry Saragih bila melakukan kunjungan ke basis petani di desa Sukamulya Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, suka mampir di rumah makan tersebut.

Rumah makan khas Sunda itu bernama RM Lisa yang setiap hari ramai dikunjungi pelanggannya . Salah satu pelanggan nya  teman teman petani dari Serikat Petani Indonesia (SPI) pimpinan Henry Saragih.

Nama Rumah Makan Lisa diambil dari nama putri pemilik rumah makan. Rumah makan Lisa buka tiap hari, mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 22.00 malam. Rumah makan Lisa menyediakan menu khas  masakan Sunda dengan lalapannya.

"Bila mampir dan makan disitu, terasa di rumah sendiri" cetus Henry. "Cocok dengan lidahku, terutama sayur asam dan lalapannya" tambah Henry tokoh petani asli Medan tetapi suka sekali masakan Sunda.

Pulang ke Jakarta

Dua hari berkegiatan dalam rangka panen raya di Indramayu,  kami memutuskan untuk pulang kembali ke Jakarta. Setelah sarapan pagi pukul 08.00 kami cek out dari Hotel. 

Sebelum lanjut pulang ke Jakarta kami mampir terlebih dahulu silaturahmi dengan keluarga tokoh nelayan dunia Bung Budi Sanjaya di perumahan daerah Tambak masih sekitar kota Indramayu.

Pukul 10.00 supir mengarahkan kendaraan menuju kota Celeng, melewati kota Jatibarang sebelum masuk jalur jalan raya Tukdana ke arah pintu toll Kertajati.

Setelah Lewat Kota Jatibarang, kendaraan menyusuri jalan raya Tukdana mulai dari desa Widasari, Lajer, Kerticala, Sukamulya, Cangko kemudian terakhir desa Bodas. Desa Bodas merupakan desa terakhir wilayah Kabupaten Indramayu dan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka.

Persis adzan dhuhur berkumandang,  kami sudah sampai di lokasi rumah makan Lisa, sesuai permintaan Bang Henry untuk mampir istirahat sekaligus makan di waktu siang.

Rumah makan Lisa menerapkan sistim prasmanan dalam menjamu langganan nya. Kami berempat ada yang mengambil sambal ati, ayam goreng, pepes jamur, sop iga dan minuman teh es dan teh hangat serta tidak ketinggalan sayur asam makanan favoritnya bang Henry. Cukup mengeluarkan uang kurang dari 140 ribu untuk pembayaran semua menu yang dimakan siang itu.

Dalam bupet yang ditutupi kain transparan terhidang berbagai jenis masakan khas Sunda. Ikan lele goreng , Gurame, Nila, hingga belut goreng. Pepes Jamur, Pepes ayam hingga pepes peda pun tersedia. 

Sayur asem, soto daging hingga Sop iga dihidangkan. Lalap Jengkol baik mentah maupun semur, Pete baik goreng maupun mentah hingga tak ketinggalan Lalapan.

Apa Itu Lalapan?

Lalapan adalah istilah dalam bahasa daerah atau Sunda yang merujuk pada hidangan yang terdiri dari sayuran atau buah mentah atau setengah matang yang biasanya disajikan sebagai pendamping utama makanan berprotein, seperti ikan atau daging.

Lalapan seringkali ditemukan dalam masakan tradisional di Jawa Barat khususnya didaerah Sunda. Lalapan inilah sebagai tanda khas masakan masyarakat Sunda, bukan orang Sunda bila saat makan tidak tersedia lalapan.

Lalapan  berisi berbagai jenis sayuran atau buah segar disajikan baik secara utuh maupun dengan bumbu khas lainnya atau dengan sambal. Lalapan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makan orang Sunda.

Sejarah Lalapan.

Cerita orang Sunda suka dengan lalapan saat makan, menurut berbagai sumber dimulai sejak Abad 10 Masehi. Hal ini tercatat dalam prasasti yang ditemukan di suatu Tempat di Ponorogo Jawa Timur. 

Prasasti tersebut menyebut nama "Kuluban Sunda" yang artinya Lalapan Sunda. Rupanya kepopuleran lalapan Sunda sudah dimulai sejak abad 10 hingga sekarang, wajar bila lalapan makin di sukai dan diburu orang karena memang sudah dikenal sejak berabad abad dulu.

Sejak jaman  nenek moyang dahulu,  Lalapan menjadi bagian dari kebiasaan makan sehari hari masyarakat Sunda. Oleh sebab itu hampir seluruh rumah makan Sunda selalu menyediakan menu lalapan. Hal ini karena lalapan merupakan bagian integral dari budaya kuliner masyarakat Sunda.

Awalnya sayur-sayuran yang disantap didapat dari lingkungan sekitar, seperti Randa midang, Tespong, Pohpohan, Kemangi, dan Daun Putat. Hingga akhirnya variasi sayuran itu berubah ketika orang-orang asing datang. Kedatangan mereka membawa varietas baru sayuran yang sama sekali asing di Indonesia. 

Mereka membawa kol, labu, timun, buncis, terong, selada, tomat dan seledri. Seluruh sayuran itu kemudian dibudidayakan di Indonesia hingga membuat variasi lalap pun semakin banyak dan variatif.

Mengapa Orang Sunda Suka Lalapan?

Budaya makan lalapan bagi masyarakat Sunda merupakan bagian hidup pola makan sehat, disamping itu banyak masyarakat Sunda terutama kaum wanitanya meyakini lalapan bagian dari perawatan kecantikan.

Selain pola makan sehat, alasan masyarakat Sunda suka lalapan karena ketersediaan sayuran sebagai bahan utama lalapan melimpah di darah Jawa Barat yang subur tanahnya serta lebih banyak wilayah pegunungan.

Yang paling utama alasan orang Sunda suka lalapan karena dianggap sebagai warisan budaya dari leluhur. Bukan orang Sunda bila tidak makan makanan daun daunan.

Banyak masyarakat Sunda yang hobi makan dedaunan dalam bentuk sayur bahkan vegetarian. Suku Sunda sangat terkenal gemar mengkonsumsi sayur-sayuran dalam bentuk lalapan. 

Disadari atau tidak gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi sayur-sayuran yang kaya akan vitamin akan menyehatkan badan dan pikiran. 

Makanan yang sehat terutama sayur-sayuran akan mempengaruhi kebugaran tubuh seseorang. Karena itulah gadis gadis geulis mojang Priangan selalu tampak menyegarkan dan menyenangkan.

Pendapat Ahli Tentang Lalapan.

Peneliti Tamlin Conner, seorang dosen senior Psikologi University of Otago dari Selandia Baru, telah menyoroti bahwa konsumsi buah dan sayuran mentah baik untuk kesehatan mental dibandingkan dengan buah atau sayuran yang dimasak, kalengan, atau diproses,

Studi ini menunjukkan bagaimana mengkonsumsi buah dan sayuran mentah dapat menurunkan tingkat penyakit psikologis, seperti depresi, dan meningkatkan kesehatan mental, termasuk membuat suasana hati lebih positif dan meningkatkan kepuasan terhadap hidup.

Penutup.

Rumah makan Sunda menyediakan berbagai jenis menu masakan dan selalu hadir menu lalapan dengan segala variasi nya. 

Lalapan bagi masyarakat Sunda merupakan bagian integral dari budaya kuliner masyarakat yang sudah turun temurun dipertahankan sejak abad 10 Masehi.

Lalapan yang berisi berbagai vitamin dapat menyehatkan badan dan mental serta menambah kecantikan bagi kaum perempuan Sunda.

Rumah makan Lisa yang beralamat di pertigaan desa Jati tengah Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka selalu terdapat menu lalapan khas masyarakat Sunda.

Agar tidak penasaran bila pembaca sekali waktu bepergian ke daerah Jatitujuh, mampir ke rumah makan Lisa, masakannya enak harganya murah terjangkau.

Selamat mencoba.
Oleh ayah didi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun