9 Pimpinan Buruh Mati di Gantung.
"May Day  bukan hanya sekedar peringatan, atau pesta tetapi dimaknai sebagai perjuangan kaum pekerja untuk memperbaiki nasibnya" demikian pidato presiden KSPI Sa'id Iqbal yang sekaligus presiden Partai Buruh di depan peserta pertemuan silaturahmi. Rabu, 30 April 2025 di Gedung DPR Nusantara lV, Senayan.
Peringatan May Day berawal dari tuntutan buruh di Chicago Amerika Serikat pada tahun 1880. Saat itu jam kerja buruh dalam sehari tidaklah manusiawi ada yang 9 jam, 12 jam hingga 16 jam. Jam kerja sehari yang tidak manusiawi ini memicu gelombang protes dimana mana. Buruh menuntut jumlah jam sehari cukup 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirahat dan 8 jam untuk bersosialisasi.
Tuntutan buruh memuncak pada 1 Mei 1886, ketika itu lebih kurang 300 000 buruh menggelar aksi mogok kerja besar besaran di seantero negeri Amerika Serikat.
Aksi demo mogok kerja berakhir setelah terjadi baku tembak antara polisi dan buruh peserta aksi dan terjadi ledakan bom di Haymarket Chicago menimbulkan tewasnya ribuan orang. Saking banyaknya orang yang tewas hingga digambarkan selokan selokan berwarna merah akibat banyaknya darah manusia yang mengalir.
Di kemudian hari untuk mengenang peristiwa Haymarket Chicago oleh the Internasional Sosialist Conference pada tahun 1889 ditetapkan 1 Mei sebagai hari buruh sedunia dan dikenal dengan istilah May Day.
"Peristiwa Pemogokan buruh menuntut perbaikan kerja bukan terjadi di negara komunis tetapi terjadi di negara kapitalis Amerika Serikat" lanjut Iqbal mantan pengurus ILO government body di depan peserta silaturahmi.
"Akibat memimpin aksi mogok buruh menuntut perbaikan kerja di Chicago Amerika Serikat, 9 pemimpin buruh dituntut pidana dan dihukum mati dengan jalan di gantung" tegas Said Iqbal Presiden KSPI sekaligus  ketua Majelis Nasional FSPMI.
Perayaan May Day  1 Mei tahun ini sangat istimewa karena sehari sebelum peringatan digelar pertemuan silaturahmi antara para petinggi pemimpin Serikat Pekerja se Indonesia dengan Wakil Ketua DPR RI  Sufmi Dasco Akhmad. Pertemuan silaturahmi bertempat di ruang pertemuan gedung Pustakaloka DPR RI Nusantara lV  Senayan.
Pertemuan pimpinan Serikat Pekerja se Indonesia diantaranya Said Iqbal Presiden KSPI, Andi Gani KSPSI AGN, Ely Silaban KSBSI dan Jumhur Hidayat KSPSI, serta pemimpin serikat pekerja lainnya. Sedangkan dari pihak Pemerintah hadir diwakili oleh Prasetyo, Mensesneg, Letkol Tedy Indra Wijaya, Menseskab dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Akhmad.