Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Pesisiran : Cerpen Nomine Anugerah Sastra Litera 2021

8 Januari 2022   01:37 Diperbarui: 8 Januari 2022   01:40 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

GADIS PESISIRAN

Karya : Didin Emfahrudin

 

Deretan gadis-gadis bergincu nan menor dan bertubuh molek tengah asyik merumpi. Warung kopi Yuk Erna menjadi basecamp mereka. Sesungguhnya mereka semua juga adalah penjual kopi di warung kopinya masing-masing. Warung kopi embong Kota B. 

Begitulah sebutan orang-orang di daerah itu menamai deretan warung-warung kopi yang kebanyakan mulai reyot itu. Di pagi yang masih buta, memang pelanggan-pelanggan mereka belum banyak berdatangan. Supir-supir truk ekspedisi lintas provinsi yang rutin mampir ke warung mereka biasanya ramai di malam hari. 

Sehingga Warung Yuk Ernah yang paling teduh karena di naungi pohon jati itu jadi tempat mereka saling berkeluh kesah. Bergosip ria ala penjual kopi. 

Yuk Erna merupakan penjual kopi paling legendaris di tempat itu. Konon Yuk Erna lah yang pertama kali membangun warung di emperan jalan raya tersebut. Karena Yuk Ernah semakin hari semakin laris. Akhirnya banyak tetangga dan  kawan-kawan seperjuangannya itu kini mengikuti jejaknya.

Kopi---minuman berkafein itu memang paling di gemari oleh orang-orang di kawasan pesisir laut Jawa. Terutama para makhluk berjakun. 

Mulai remaja yang masih sekolah, perjaka ting-tong sampai pria yang rambutnya penuh uban suka ngopi disana. Apalagi, ada kabar burung, jika di deretan warung kopi yang digawangi Yuk Erna dkk itu, memiliki pesona lain dalam menggaet pelanggan. Sudah jadi rahasia umum, kalau para penjual kopi disitu adalah para eks PSK korban penutupan lokalisasi di ibu kota provinsi. 

Mereka yang tak bersedia dibina, kemudian menyebar ke antero pelosok-pelosok kabupaten di provinsi itu. Membuat warung-warung kopi yang punya ciri khas pelanggan mereka bisa colek-mencolek dan pangku-memangku.

Jika Yuk Erna adalah penjual kopi paling legendaris dan pesonanya mulai pudar ikut umurnya yang kian uzur. Berbeda kondisi dengan gadis penjual kopi yang ada di samping Yuk Erna bernama Nilna itu. Nilna adalah icon aduhai ter-fress yang Yuk Erna jadikan pegawai agar menjadi magnet para pelanggan kopi bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun