Mohon tunggu...
Didik Setiawan
Didik Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen & Mahasiswa

Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Elegi Pemasaran Menjadi Selebrasi dengan Teknologi

26 Mei 2023   11:25 Diperbarui: 26 Mei 2023   11:37 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak henti-hentinya dunia pemasaran menghadapi permasalahan, terutama ketika campur tangan teknologi mulai masuk di dalamnya, dari era revolusi industri, Y2K effect hingga merebaknya platfom media sosial lainnya. Ada yang mengatakan bahwa fungsi pemasaran sudah mati (FitzRoy, 1998; Lehmann dan Jocz, 1997), namun tidak konsepnya (McCole, 2004). Ada dua pandangan tentang sifat pemasaran, yaitu pandangan umum yang melihat pemasaran sebagai memfasilitasi pertukaran dan pandangan yang melihat pemasaran sebagai jembatan antara produsen dan konsumen.

Produsen dan konsumen menjadi aktor sentral dalam pemasaran, perubahan dalam perilaku konsumen mengharuskan pemasaran beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dalam era pemasaran modern, perusahaan harus memperhatikan perbedaan antara konsumen dan menganalisis data untuk memahami preferensi dan kebutuhan mereka, dengan membangun "mass customization" dimana setiap konsumen dapat memberikan spesifikasi yang tepat untuk produk yang mereka inginkan, hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin memperoleh kekuatan dalam mempengaruhi produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pemasaran tujuannya adalah untuk mendekatkan hubungan antara produsen dan konsumen, dengan sama-sama memberikan nilai kebaikan satu sama lain, namun barangkali kita patut meratapi (elegy) ketika menanyakan fungsi pemasaran saat ini (Holbrook dan Hulbert, 2002), pasar merupakan kesenjangan yang memisahkan produsen dan konsumen (McInnes, 1964), meskipun keduanya tetap saling terkait dan bergantung satu sama lain. Bagaimanapun filosofi yang terkandung tetap abadi untuk pemasaran itu sendiri, pertama, perubahan zaman dan bagaimana pemasaran harus beradaptasi dengan perubahan tersebut, hai ini menunjukkan bahwa filosofi yang terkandung adalah bahwa perubahan itu pada hakekatnya konstan dan perusahaan harus terus beradaptasi untuk tetap relevan dan berhasil dalam pasar yang terus berubah, kedua, perbedaan antara produsen dan konsumen dalam ekonomi mass production, hal ini menunjukkan bahwa filosofi yang terkandung adalah bahwa ada kesenjangan antara produsen dan konsumen, dan perusahaan harus memahami kebutuhan dan preferensi konsumen untuk memenuhi permintaan pasar, ketiga, pentingnya segmentasi pasar dan diferensiasi produk untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa setiap konsumen unik dan perusahaan harus memahami perbedaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka, keempat,  kemungkinan kembalinya "Fordism dan McDonaldization" jika perusahaan tidak mempertahankanpengetahuan pemasaran mereka, filosofinya adalah bahwa perusahaan harus terus belajar dan mempertahankan pengetahuan mereka untuk menghindari kemunduran dalam pasar yang terus berubah.

Pada masa lalu, pemasaran dianggap sebagai fungsi yang mati dan hanya berfokus pada produksi massal, saat ini pemasaran telah berkembang menjadi proses sosial dan manajerial yang melibatkan individu dan kelompok dalam menciptakan, menawarkan, dan menukar produk yang memiliki nilai dengan orang lain (Kotler, 1972,1991). Perkembangan pemasaran juga tidak sebatas konsep "marketing mix" yang terdiri dari empat elemen, produk, harga, promosi dan distribusi atau mungkin tujuh, dengan tambahan manusia, proses, dan bukti fisik, namun perusahaan harus mempertimbangkan elemen lain seperti pengalaman pelanggan dan keberlanjutan.

Tidak sepatutnya saat ini meratapi keadaan pemasaran, mari berselebrasi dengan teknologi untuk perayaan pemasaran. Teknologi memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data konsumen dengan lebih efektif (Big Data) dalam memahami preferensi dan kebutuhan konsumen dengan lebih baik, teknologi juga memberikan kesempatan untuk personalisasi produk dan layanan, dimana setiap konsumen dapat memberikan spesifikasi yang tepat bagi produk yang diinginkannya, teknologi memungkinkan adanya system rekomendasi pproduk dan agen belanja yang dipersonalisasikan agar konsumen mudah menemukan produk yang sesuai dengan preferensi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun