Mohon tunggu...
.
. Mohon Tunggu... Lainnya - ?

!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Anak Perempuan dan Senjata

18 Februari 2024   11:12 Diperbarui: 18 Februari 2024   11:15 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari:http://fineartamerica.com/featured/bamboo-junko-niino.html

Menurutku, ini pagi yang paling murung. Para penduduk desa duduk bersimpuh di hutan bambu. Mereka melipat tangan di atas kepala. Tidak bersuara, meskipun sedang menghimpun duka.

"Tarik pelatuknya, Prajurit!" Kata Sersan Satu Kinneley kepadaku, sambil mengambil tembakau dari tempatnya.

"Baik, Sersan!" Tanganku gemetar. Seluruh tubuhku berkeringat. Aku tidak habis pikir, ada apa dengan kompi kami. Penyerbuan di pagi-pagi buta.

          "Kenapa? Tidak mampu. Kau lemah!" Kinneley berbicara lagi kepadaku. Dia tersenyum gembira sambil merapihkan tembakaunya. Tersenyum gembira. Manusia macam apa yang bisa tersenyum gembira saat perang. Perang yang menumpahkan darah sesama manusia.

         "Kau lemah, Middletown! Seharusnya aku biarkan saja kau pulang. Agar kau bisa merasakan hidup tanpa pekerjaan!" Kinneley membakar rokoknya. Menghirupnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya ke udara yang penuh asap mesiu.

         "Mereka cuma pemberontak, Prajurit! Tugas kita, adalah memberantas mereka!" Kata Kinneley dari sampingku.  Aku bisa melihat wajahnya yang berbulu keputihan. Kantong matanya semakin bertambah, seakan menggantungi kedua matanya yang tua.

          Memberontak? Terhadap apa? Yang aku lihat mereka cuma penduduk desa, mereka tidak punya senjata. Bahkan saat aku menyuruh mereka untuk duduk bersimpuh, tidak ada yang melawan. Ada apa dengan kompiku ini? Biasanya kami berpatroli ke hutan untuk mencari pasukan gerilya. Kenapa malah menyerbu desa?

           "Sersan, Pusat Kendali Markas berbicara!" Prajurit Radio O'Connor terbungkuk-bungkuk berlari dari semak-semak sambil membawa peralatan radio di tubuhnya. Tubuh O' Connor yang kecil dan kurus berusaha keras melawan gravitasi sambil memanggul peralatan radio, demi sebuah kabar bagi kami. Kemudian, O' Connor menyodorkan radionya pada Kinneley.

            "Tembak semua yang bergerak! Bersenjata atau tidak, bukan alasan! Mereka semua adalah gerilyawan!" Aku dapat mendengar suara radio itu dari kejauhan dengan nada setengah membentak.

            "Tidak ada kompromi bagi gerilyawan. Waktu kalian tingggal lima menit lagi, atau kami ambil alih. Paham, Sersan!" Muka Sersan Satu Kinneley berubah pucat pasi. Dengan terburu-buru Kinneley mengembalikan radio pada Prajurit Radio O'Connor.

              Semakin gila saja Pusat Kendali Markas Besar. Selama ini mereka cuma mengirimkan perintah lewat orang lain. Kenapa mereka sekarang yang berbicara langsung? Ada apa dengan kompiku ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun