Fenomena ini menggambarkan sisi lain dari manusia: kehausan akan perhatian dan makna. Di era digital, perhatian menjadi mata uang baru. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya, bahkan dari mereka yang tidak pernah benar-benar mengenal mereka.
Kalau dipikir, ini menunjukkan betapa rapuhnya batas antara kebutuhan emosional dan konsumsi digital. Anda bisa merasa bahagia karena di-notice sesaat, tapi perasaan itu cepat menguap, dan Anda akan mencarinya lagi. Begitu terus, sampai lupa waktu.
Ekonomi Perhatian
Sisi lain yang menarik dari fenomena ini adalah ekonomi. Dunia streamer bukan sekadar hiburan, tapi industri besar dengan perputaran uang yang nyata. Setiap view, like, dan komentar punya nilai. Semakin banyak waktu Anda habiskan di satu kanal, semakin tinggi nilainya bagi platform dan streamer.
Artinya, sistem ini memang dirancang supaya Anda betah. Algoritma bekerja keras memastikan Anda tidak berpindah, terus diberi konten baru, terus disodorkan rekomendasi menarik.
Tanpa sadar, waktu Anda menjadi bahan bakar sistem tersebut. Anda menonton, platform dapat data, streamer dapat penghasilan, dan Anda? Mungkin cuma dapat sedikit hiburan---tapi kehilangan banyak waktu yang tidak bisa diulang.
Padahal waktu adalah sumber daya yang paling terbatas. Anda bisa mendapat uang lagi, tapi tidak bisa menambah waktu. Dan sering kali, kesadaran itu datang terlambat.
Dari Hiburan ke Kebiasaan
Awalnya, menonton streamer terasa ringan. "Cuma sebentar," kata Anda. Tapi perlahan, "sebentar" itu menjadi berjam-jam. Lalu menjadi rutinitas. Ada rasa kosong kalau tidak menonton.
Inilah tanda kalau sesuatu yang tadinya sekadar hiburan sudah berubah menjadi kebiasaan. Dalam psikologi, hal ini disebut reinforcement loop---ketika otak mulai mengaitkan suatu aktivitas dengan rasa senang yang instan.
Setiap kali Anda menonton dan tertawa, otak melepaskan dopamin, hormon yang membuat Anda merasa puas. Tapi seperti gula, efeknya tidak bertahan lama. Begitu rasa senang itu hilang, Anda ingin lebih. Anda klik video berikutnya. Lalu berikutnya lagi. Sampai akhirnya, waktu habis, dan Anda tidak tahu apa yang sebenarnya Anda cari.
Perspektif yang Lebih Dalam
Kalau Anda melihat lebih jauh, menonton streamer sebenarnya menggambarkan banyak hal tentang manusia modern. Tentang bagaimana kita mencari kebahagiaan yang cepat, validasi yang mudah, dan koneksi yang instan.
Kita hidup di zaman di mana keheningan terasa asing. Begitu ada ruang kosong, tangan langsung mencari layar. Tidak tahan dengan hening, tidak nyaman dengan sunyi.