Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa Banyak Orang Menikmati Streamer Game, Padahal Cuma Menonton?

14 Oktober 2025   08:21 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:29 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menonton streamer game bisa membuat orang terjebak dan menyia-nyiakan waktu (Gemini AI-Generated image)

Fenomena ini menggambarkan sisi lain dari manusia: kehausan akan perhatian dan makna. Di era digital, perhatian menjadi mata uang baru. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya, bahkan dari mereka yang tidak pernah benar-benar mengenal mereka.

Kalau dipikir, ini menunjukkan betapa rapuhnya batas antara kebutuhan emosional dan konsumsi digital. Anda bisa merasa bahagia karena di-notice sesaat, tapi perasaan itu cepat menguap, dan Anda akan mencarinya lagi. Begitu terus, sampai lupa waktu.

Ekonomi Perhatian

Sisi lain yang menarik dari fenomena ini adalah ekonomi. Dunia streamer bukan sekadar hiburan, tapi industri besar dengan perputaran uang yang nyata. Setiap view, like, dan komentar punya nilai. Semakin banyak waktu Anda habiskan di satu kanal, semakin tinggi nilainya bagi platform dan streamer.

Artinya, sistem ini memang dirancang supaya Anda betah. Algoritma bekerja keras memastikan Anda tidak berpindah, terus diberi konten baru, terus disodorkan rekomendasi menarik.

Tanpa sadar, waktu Anda menjadi bahan bakar sistem tersebut. Anda menonton, platform dapat data, streamer dapat penghasilan, dan Anda? Mungkin cuma dapat sedikit hiburan---tapi kehilangan banyak waktu yang tidak bisa diulang.

Padahal waktu adalah sumber daya yang paling terbatas. Anda bisa mendapat uang lagi, tapi tidak bisa menambah waktu. Dan sering kali, kesadaran itu datang terlambat.

Dari Hiburan ke Kebiasaan

Awalnya, menonton streamer terasa ringan. "Cuma sebentar," kata Anda. Tapi perlahan, "sebentar" itu menjadi berjam-jam. Lalu menjadi rutinitas. Ada rasa kosong kalau tidak menonton.

Inilah tanda kalau sesuatu yang tadinya sekadar hiburan sudah berubah menjadi kebiasaan. Dalam psikologi, hal ini disebut reinforcement loop---ketika otak mulai mengaitkan suatu aktivitas dengan rasa senang yang instan.

Setiap kali Anda menonton dan tertawa, otak melepaskan dopamin, hormon yang membuat Anda merasa puas. Tapi seperti gula, efeknya tidak bertahan lama. Begitu rasa senang itu hilang, Anda ingin lebih. Anda klik video berikutnya. Lalu berikutnya lagi. Sampai akhirnya, waktu habis, dan Anda tidak tahu apa yang sebenarnya Anda cari.

Perspektif yang Lebih Dalam

Kalau Anda melihat lebih jauh, menonton streamer sebenarnya menggambarkan banyak hal tentang manusia modern. Tentang bagaimana kita mencari kebahagiaan yang cepat, validasi yang mudah, dan koneksi yang instan.

Kita hidup di zaman di mana keheningan terasa asing. Begitu ada ruang kosong, tangan langsung mencari layar. Tidak tahan dengan hening, tidak nyaman dengan sunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun