Ada masa dalam hidup ketika Anda merasa sudah cukup tahu segalanya. Anda mulai membuat keputusan sendiri, menolak nasihat yang terasa kuno, dan meyakini kalau dunia sekarang sudah berbeda dengan dunia yang pernah dijalani orang tua Anda. Anda berpikir, "Zaman mereka sudah lewat." Tapi kemudian waktu berjalan, hidup berputar, dan tiba-tiba Anda berada di posisi yang sama---berjuang, bertahan, menasihati seseorang yang lebih muda. Di saat itulah, ucapan orang tua yang dulu sering Anda abaikan mulai bergema di kepala, terdengar masuk akal, bahkan terasa sangat benar.
Bukan karena mereka selalu sempurna, tapi karena mereka lebih dulu jatuh, terluka, kecewa, dan bangkit lagi. Mereka tidak sedang menggurui. Mereka sedang mengingatkan supaya  Anda tidak perlu melewati jalan terjal yang sama.
Ketika nasihat terasa seperti gangguan
Ada satu momen yang hampir semua orang pernah alami---ketika sedang semangat bercerita tentang sesuatu yang sedang dikerjakan, lalu orang tua tiba-tiba berkata, "Hati-hati, jangan terlalu cepat percaya sama orang," atau, "Jangan kerja terus, jaga kesehatanmu."
Di kepala Anda, kalimat itu terasa seperti air yang menumpahkan semangat.
Anda ingin menjawab, "Aku tahu kok apa yang aku lakukan." Tapi orang tua cuma diam, menatap dengan tatapan yang tidak lagi muda, yang di dalamnya ada kekhawatiran, pengalaman, dan cinta yang tidak pandai diungkapkan.
Padahal mereka tidak sedang berusaha mengekang. Mereka cuma tidak ingin melihat Anda jatuh di tempat yang sama seperti mereka dulu. Tapi sayangnya, di usia muda, hal-hal seperti itu sulit dimengerti. Anda masih punya keberanian, rasa ingin tahu, dan kepercayaan diri yang besar---semuanya bercampur menjadi keyakinan kalau Anda bisa mengendalikan segalanya.
Kenapa sebagai anak sering meremehkan kata orang tua
Secara psikologis, masa muda memang waktu ketika manusia ingin membangun identitas sendiri. Anda ingin merasa mandiri, ingin membuktikan kalau bisa berdiri tanpa harus selalu diarahkan. Naluri itu wajar. Tapi di sisi lain, keinginan untuk membuktikan diri sering membuat Anda menolak masukan, bahkan dari orang yang paling tulus.
Orang tua berbicara dari pengalaman, tapi anak muda berpikir dari idealisme dan rasa penasaran. Satu pihak bicara dari luka, satu pihak bicara dari mimpi. Maka tak jarang, yang terjadi bukan dialog, tapi benturan.
Mungkin itulah kenapa banyak anak merasa orang tuanya terlalu khawatir, terlalu membatasi, atau bahkan terlalu kuno. Padahal kalau dilihat lebih dalam, itu bukan karena mereka tidak percaya pada Anda, tapi karena mereka tahu bagaimana dunia bisa berbalik arah dalam sekejap. Mereka tahu bagaimana satu keputusan kecil bisa membawa konsekuensi panjang.
Tapi rasa tahu anak muda sering kali membuat telinga tertutup. Anda berpikir nasihat mereka tidak relevan. Anda merasa dunia sudah berubah, dan cara mereka menghadapi hidup tidak lagi cocok untuk zaman sekarang. Yang tidak disadari adalah: nilai-nilai yang mereka bawa sering kali tidak lekang oleh waktu.
Ucapan sederhana yang baru terasa ketika Anda dewasa
Ada kalimat yang dulu mungkin Anda dengar tapi tidak pernah benar-benar didengar.