Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

IG: cakesbyzas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kalau Lowongan Kerja Penuh Saingan, Saatnya Menjual Skill yang Anda Anggap Biasa Saja

2 Oktober 2025   08:34 Diperbarui: 3 Oktober 2025   04:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skills yang seringkali Anda anggap biasa saja, bisa jadi dibutuhkan di tempat yang tepat (Gemini AI-Generated image)

Dalam filsafat, ada istilah hidden capital---modal tersembunyi. Modal ini tidak selalu berupa uang. Bisa berupa keahlian, jaringan sosial, atau bahkan karakter tertentu seperti sabar, teliti, atau kemampuan mendengarkan. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari modal ini karena terlalu sibuk mengejar hal-hal yang dianggap besar.

Padahal, di dunia kerja modern, justru kemampuan-kemampuan "sepele" ini sering dihargai mahal.

Contoh Nyata: Dari Hal Kecil Jadi Pintu Rezeki

Ada seorang ibu rumah tangga yang awalnya cuma suka membuat kue untuk keluarganya. Baginya, itu sekadar hobi. Tapi suatu hari, tetangga yang mencicipi kue buatannya minta dibuatkan juga untuk acara ulang tahun. Dari situ, pesanan datang satu per satu, sampai akhirnya ia harus merekrut orang untuk membantu.

Ada juga seorang mahasiswa yang sering membantu teman-temannya mengoreksi tugas skripsi. Awalnya ia melakukannya cuma karena diminta. Tapi kemudian, ia sadar kalau kemampuan mengedit tulisan bisa dijadikan jasa. Sekarang, ia menerima orderan editing dari berbagai kota, cukup dari laptop dan koneksi internet.

Dua kisah sederhana itu memperlihatkan sesuatu yang sama: apa yang awalnya dianggap "biasa" ternyata bisa menjadi pintu rezeki.

Menghadapi Kendala: Modal dan Rasa Takut

Kalau bicara tentang usaha sendiri, biasanya dua alasan paling umum muncul: tidak punya modal, dan takut gagal.

Soal modal, sering kali orang membayangkan usaha itu harus dimulai dengan uang banyak. Padahal, ada banyak jalan usaha yang justru bermodal kecil, bahkan cuma bermodalkan keterampilan dan jaringan. Dunia digital membuka banyak peluang seperti ini. Menulis, mendesain, menjadi tutor online, menjual produk lewat dropship, semua bisa dimulai dengan biaya nyaris nol.

Tentang rasa takut, itu sebenarnya wajar. Psikologi menyebutnya sebagai loss aversion---kecenderungan manusia lebih takut kehilangan daripada berani mendapat keuntungan. Tapi kalau rasa takut itu dibiarkan, Anda akan terus diam di tempat.

Nilai dalam Islam mengajarkan kalau usaha itu bagian dari tawakal. Anda tidak dituntut memastikan hasil, tapi dituntut untuk mencoba dengan niat baik dan ikhlas. Karena rezeki tidak selalu datang dari jalan yang Anda kira.

Belajar dari Cara Pandang Masyarakat

Sosiologi memberi kita gambaran menarik: banyak orang masih menganggap pekerjaan itu harus formal, dengan gaji bulanan, seragam, dan kantor. Kalau tidak, seolah-olah bukan "pekerjaan sungguhan".

Padahal, dunia sudah berubah. Banyak profesi baru lahir dari perubahan teknologi. Content creator, virtual assistant, konsultan freelance, bahkan penjual kursus digital, semuanya pekerjaan nyata yang bisa menopang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun