Pernahkah Anda atau seseorang yang Anda kenal merasa diperlakukan tidak adil di tempat kerja? Gaji yang tidak dibayar penuh, jam kerja yang melebihi batas tanpa kompensasi, atau bahkan pemecatan sepihak tanpa alasan yang jelas? Ini bukan sekadar cerita yang jarang terjadi, tapi realitas yang dihadapi banyak pekerja. Di Indonesia dan banyak negara lainnya, hak-hak pekerja sering kali diabaikan. Undang-undang memang ada, tapi pelaksanaannya? Jauh dari kata sempurna.
Di tengah situasi seperti ini, mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana Islam memandang ketidakadilan terhadap pekerja? Apakah ada tuntunan dalam agama yang bisa menjadi pegangan bagi mereka yang haknya dirampas? Jawabannya, tentu ada. Islam punya pandangan yang sangat jelas tentang keadilan dalam bekerja, baik bagi pekerja maupun pemberi kerja. Kalau saat ini Anda sedang menghadapi ketidakadilan di tempat kerja, mari kita telusuri bagaimana Islam mengajarkan kita untuk bersikap.
Hak Pekerja dalam Islam Jelas dan Tegas
Islam bukan cuma agama yang mengatur ibadah, tapi juga pedoman hidup yang menyeluruh, termasuk dalam dunia kerja. Dari Al-Qur'an hingga hadis, banyak sekali ajaran yang menekankan pentingnya keadilan dalam hubungan kerja. Rasulullah SAW bersabda, "Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah). Hadis ini menggambarkan betapa seriusnya Islam dalam menegakkan hak pekerja.
Sayangnya, realitas saat ini jauh dari ajaran ini. Banyak pekerja yang gajinya ditahan, dipotong sepihak, atau bahkan tidak dibayar sama sekali. Sebagian besar dari mereka cuma bisa pasrah karena takut kehilangan pekerjaan. Apalagi kalau mereka bekerja tanpa kontrak yang jelas, posisi mereka semakin rentan terhadap eksploitasi.
Islam mengajarkan kalau pekerja bukanlah budak yang bisa diperlakukan semena-mena. Mereka berhak atas imbalan yang setimpal, lingkungan kerja yang layak, dan perlakuan manusiawi. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan jalan yang batil." (QS. An-Nisa: 29). Ini termasuk mengambil hak pekerja dengan cara menunda atau mengurangi upah mereka.
Kalau Anda seorang pekerja yang haknya dirampas, ingatlah kalau Islam berpihak kepada Anda. Tapi, bagaimana langkah yang bisa diambil untuk menghadapi ketidakadilan ini?
Ketika Pekerja Tak Punya Pilihan: Bersabar atau Melawan?
Dalam kondisi di mana hukum tidak berpihak kepada pekerja, sering kali muncul dilema: apakah harus bertahan dengan sabar atau memperjuangkan hak? Islam tidak mengajarkan kepasrahan tanpa usaha. Sabar dalam Islam bukan berarti diam menerima ketidakadilan, tapi tetap tenang dalam bertindak dan mencari solusi yang terbaik.
Kalau Anda mengalami ketidakadilan di tempat kerja, langkah pertama adalah mencari jalan keluar yang sesuai dengan prinsip Islam dan tetap menjaga profesionalisme. Jangan buru-buru marah atau bertindak gegabah. Rasulullah SAW selalu menekankan pentingnya menyelesaikan masalah dengan cara yang baik terlebih dahulu.
Berbicara langsung dengan atasan bisa menjadi langkah awal. Sampaikan dengan jelas kalau hak Anda belum terpenuhi dan Anda berharap masalah ini bisa diselesaikan secara adil. Islam sangat menjunjung tinggi dialog dalam menyelesaikan konflik. Kalau cara ini tidak membuahkan hasil, mencari dukungan dari rekan kerja atau serikat pekerja bisa menjadi pilihan berikutnya.
Tapi, kalau kondisi semakin buruk dan tidak ada solusi, Islam tidak melarang untuk mencari pekerjaan lain yang lebih adil. Rasulullah SAW sendiri pernah mengalami penolakan dan ketidakadilan dalam berdakwah, tapi beliau tidak berhenti. Kalau pekerjaan saat ini cuma membawa penderitaan dan tidak memberikan hak yang semestinya, mencari rezeki di tempat lain bisa menjadi pilihan yang lebih baik.